Rabu, 28 September 2016

Hujan Sehari Hapus Kemarau Satu Tahun

Ada tiga guru dalam kehidupan seorang manusia, dia adalah kedua orang tua, guru di Sekolah dan Lingkungan, baik iu lingkungan sekolah ataupun lingkungan dimana anak tinggal. Saat orang tua dan guru sudah mendidik dengan benar, hendaklah lingkunganpun mendukung untuk itu.

Bu Aida merasakan ada perubahan pada seorang murid TK nya, ia sekarang lebih sering tidak ikut aturan, main fisik, menggunakan benda tidak sesuai fungsi dan banyak lagi yang membuat teman dan guru tidak nyaman. Ia seperti kembali pada saat kedatangannya setahun yang lalu. 

Saat itu di awal kedatangannya ia adalah seorang anak pindahan  yang tak belum tahu aturan, menyimpan kaki di atas meja, menggunakan fisik untuk komunikasi, marah dan menangis sebagai senjata dan banyak lagi. Guru dan lingkungan sekolah  melakukan pendampingan dengan 5 Jurus jitu kami, Kehadiran,  pernyataan tidak langsung, pertanyaan, pernyataan langsung dan kemudian baru intervensi fisik sebagai langkah terahir. 

Ya, kedatangannya membawa pengaruh lingkungan rumah dan teman-teman di sekolah lamanya, kami berusaha menghapus semua prilaku negatifnya. Bukan hal mudah memang, butuh perjuangan panjang dan kesabaran. Namun Allah memberikan hadiah kebahagiaan kepada kami ketika ia perlahan berubah dan meninggalkan semua sifat negatifnya itu.

Setahun berlalu kami dikejutkan dengan sikap nya yang tiba-tiba berubah seperti kedatangannya dulu, dua minggu ini ia terus mengulang ngulang prilaku yang membuat tidak nyaman. show di atas meja, bicara negatif, tidak ikut kegiatan. Namun  kita hadapi dengan tenang, Cek tahap perkembangannya, cek lingkungan rumahnya.

Perbincangan dengan ibunya menghasilkan sebuah informasi penting atas perubahan prilakunya. Selama dua minggu ini ia mengisi kegiatan sore nya dengan "Sekolah Agama" di tempat ia sekolah dulu. Ia kembali mencontoh prilaku teman-temannya di sana.

Ahay, Sekolah Agama itu penting, disanalah basis agama di mulai, namun jika pendampingan tak dilakukan maksimal, anak lebih menyerap prilaku dan bahasa negatif dari temannya saat guru tak disampingnya.

Ahay,  niat mulia terhambat dengan minimnya pendampingan, sehingga apa yang dicita-citakan terbelok dengan guru ketiga anak, yakni lingkungan.

Ahay, waktu  dua minggu dapat menghapus perjuangan satu tahun. 

Sedih...




Kamis, 08 September 2016

10 JAWABAN MASALAH JURNAL

(Hasil investigasi SOS kepada bu neny Ariyani)

Kata jurnal juga berasal dari bahasa inggris journal yang artinya sebuah buku yang kamu bisa menuliskan pengalaman-pengalaman dan pemikiran-pemikiranmu.
Seperti halnya circle time, jurnal juga merupakan bagian dari kegiatan satu hari sekolah. Kegiatan jurnal disekolah Al Falah dilakukan 2 x dalam sehari.
Yang pertama dilakukan di pagi hari setelah anak menyimpan tas dan sepatunya. Jurnal pagi ini dilakukan sebagai salah satu cara anak untuk menuangkan perasaan/pikiran atau pengalaman mereka menuju ke sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk transisi mereka agar siap menerima pembelajaran hari ini. Jurnal yang ke dua dilakukan disiang hari sebelum mereka pulang. Hal ini dilakukan sebagai evaluasi bagi guru untuk dapat melihat sejauh mana pengetahuan yang diberikan hari itu diserap oleh anak, bila kurang atau belum mantap maka disaat itulah guru menambahkan dan menguatkannya, sehingga setiap harinya anak pulang dengan membawa pengetahuan-pengetahuan yang baru yang nantinya merupakan bekal hidup mereka saat dewasa kelak.
Kegiatan jurnal juga dapat dilakukan dirumah bersama orang tua seperti menuliskan pengalaman-pengalaman yang mereka dapatkan setelah berlibur dan lainnya.
Penulisan pada jurnal tentunya sesuai dengan tahap perkembangan yang dimiliki oleh masing-masing anak. Penulisan pada jurnal bisa berupa coretan-coretan yang tidak beraturan, gambar, kalimat, hingga cerita. Untuk anak-anak kita yang belum menulis, setelah ia jurnal kita bisa menuliskan pada kertas jurnalnya cerita jurnal yang dibuatnya.. hal ini akan merangsang kemampuan keaksaraan anak.

Namun Kenyataan tak seindah teori, dalam perjalanannya, kegiatan journal di beberapa sekolah sentra mengalami kendala, Berikut beberpa masalah dan solusi nya yang sering ditemui dalam kegiatan jurnal:
1. JIKA DALAM JURNAL ANAK MENIRU KARYA TEMANNYA

Cara belajar anak diawali dengan cara meniru itu satu hal yang wajar dan belajarnya anak dengan cara diulang-ulang.
Cara menaikan tahapan nya:
Dalam anak meniru pasti ada yang berbeda dari ide teman yang ditirunya.. apakah dengan memperluasnya lagi atau dengan bentuk dari tampilan gambar yang berbeda.
Tapi seiring waktu berjalan cara ini juga harus ditingkatkan dengan memiliki ide sendiri. Ada banyak cara agar anak mempinyai ide yaitu dengan sering mengajaknya diskusi melalui topik2 yang disukai, hal-hal yang dia temukan, atau juga dengan mendukung tema yang sedang ia pelajari.
Ajaklah anak untuk aktif berdiskusi yg membangun dengan pendekatan-pendekatan pembaruan informasi dan pertanyaan-pertanyaan yang kaya yang membuatnya harus berfikir secara ilmiah (sesuai tahap perkembangan) yang dapat membuatnya lebih mengerti.. kemudian ajaklah anak untuk menuliskan diskusi tadi dengan cara yang menyenangkan dimulai dari diri sendiri.
membe
2. CARA MEMBERI PIJAKAN JURNAL PAGI
Jurnal pagi di sekolah dimulai setelah anak selesai melaksanakan jegiatan rutin setelah datang.
Ana kita sambut dengan senang dan ajaklah mereka bercakap-cakap menanyakan kabar mereka pagi itu dan pengalaman-pengalaman apa saja yang mereka temukan selama dalam perjalanan menuju sekolah, setelah itu kita bisa ajak mereka untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan atau gambar di kertas setelah mereka merespon percakapan tadi.
3. MANFAAT JURNAL PAGI DAN JURNAL SIANG
Jurnal pagi dan jurnal siang sama pentingnya bagi anak untuk ia dapat memenuhi kebutuhannya.
Dijurnal pagi bila anak datang dg suasana mood yang kurang baik selain ia dapat menceritakan kepada guru hal tsb ia juga dapat menuangkannya pada kertas, hal ini akan meriliskan mood yang kurang baik tadi yang menjadikan perasaannya jadi lebih lega. Perasaan nyaman membuat anak dapat belajar
Sedangkan jurnal siang merupakan salah satu cara guru untuk memastikan anak membawa/mendapatkan pengetahuan apa yang ia bawa pulang pada hari itu.
Penting bagi guru untuk memastikan setiap muridnya membawa pengetahuan baru untuk mengisi otaknya sehingga waktu yang ia habiskan hari itu bermanfaat.
Jadi saya merasa bahwa kedua waktu jurnal tadi sangat penting dan sayang bila ditiadakan
4. ATASI ANAK TAK MAU JURNAL
Segala sesuatu kegiatan yang ditujukan untuk anak akan sulit dilakukan bila disuruh apalagi bila sudah mencapai usia diatas usia dini, tetapi jangan putus harapan teruslah berusaha dengan memodelkannya didepan anak setelah kegiatan recalling (lakukan secara konsisten) carilah waktu dimana anak sudah istirahat agar energinya kembali kuat, buatlah jurnal percakapan ibu dengan anak-anak tadi dan ungkapkan betapa terbantunya ibu serta keuntungan-keuntungan yang ditemukan dengan membuat jurnal itu, dan saya percaya bahwa mereka akan keluar rasa tertarik dan keingintahuannya akan hal tsb.
Dan bila mana mereka sudah mau menuliskan meskipun baru satu kalimat, terima dan hargailah usaha tersebut kemudian buatlah mereka semangat diwaktu selanjutnya mereka akan dapat menulis lebih dari satu kalimat, dan seterusnya, yang kemudian hal ini tidak akan memberatkan bagi mereka malah menjadi kebutuhannya.
Jurnal adalah kegiatan-kegiatan yang sangat bermanfaat guna mendukung tumbuh kembang anak hal ini harus dilakukan secara konsisten dan terarah, kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan bermutu tentunya akan melahirkan anak-anak yang memiliki kemampuan yang bermutu pula.
Ingatlah bahwa hal itu semua diawali dengan modeling dari tiga guru anak.
5. BATASAN WAKTU JURNAL
Jurnal merupakan bagian kegiatan satu hari sekolah yang dimulai dari jam 7.30 - 13.30.
Selain jurnal ada banyak kegiatan lainnya dan tiap-tiap kegiatan memiliki batas waktunya masing-masing, apa yang terjadi bila tidak memiliki Batasan waktu? Tentunya akan terjadi tabrakan waktu kegiatan satu dengan yang lainnya bahkan bisa saja satu atau lebih kegiatan tidak terlaksana.
Jurnal pagi merupakan bagian dari welcome school anak saat datang ke sekolah sebelum mereka ikrar yaitu jam 7.30 - 8.00 waktu ini merupakan masa transisi anak menyiapkan diri (fisik dan psikis) dari perpindahan suasana rumah (orang tua) ke sekolah.
Batasan waktu pada kegiatan juga bertujuan agar anak memiliki batasa diri ada saat memulai dan ada saat mengakhiri. Jadi mereka bisa mengontrol diri dari dorongan keinginannya untuk terus. Dapat bernegosiasi antara mana keinginan dan mana kebutuhan yang kemudian membuat keputusan yang benar.
6. BOLEHKAH SEKOLAH KONVENSIONAL MENGADAKAN KEGIATAN JURNAL SAJA?
Alhamdulillah segala sesuatu kebaikan meski baru sedikit itu sudah menggerakkan kita dalam menjalankan tugas sebagsi guru untuk mendukung anak pada kebutuhan perkembangannya, walaupun belum dapat melaksanakan secara utuh itu kembali kepada kebijakan sekolah masing-masing.
Dan bagi seorang guru ia tahu pengetahuan apa yang dibawa pulang anak setiap harinya sebagai bekal hidupnya kelak.
Kegiatan jurnal pagi yang sudah ada sebaiknya dilakukan secara konsisten yang kemudian ditingkatkan mutunya lalu bila ada kesempatan bisa ditambahkan dengan kegiatan-kegiatan lainnya.
7. MULAI KAPAN ANAK BERKEGIATAN JURNAL?
Jurnal sudah dikenal sejak awal tahun ajaran baru. Namun kesiapan anak untuk memulainya, guru tidak memaksakan kita tunggu sampai mereka siap untuk melakukannya dengan konsisten menyiapkan dan mengajak mereka setiap harinya.
8. PADA USIA BERAPA IDEALNYA ANAK MULAI JURNAL BERUPA TULISAN?
Tergantung tahap perkembangan nya. Anak kelas 1 yang belum bisa menulis, mereka menggunakan gambar dan sedikit tulisan berupa huruf-huruf yang sudah dikuasainya, Setelah itu mereka akan menceritakan ide jurnalnya kemudian guru menuliskan untuk mereka. Seiring waktu berjalan guru memotivasi mereka dengan meniru tulisan guru dari apa yg mereka ceritakan dikertas gambarnya sendiri (guru menulis dikertas yang berbeda)
Dengan terus berlatih mereka akan terus berlatih anak akan naik perkembangannya, mereka mulai mengenali pola-pola tulisan kata yang kemudian mereka mengidentifikasi - membaca kata - kata tersebut.
9. APAKAH MELALUI JURNAL, GURU BISA MELIHAT TERBANGUNNYA SEMUA DOMAIN?
Ya, setiap kegiatan yang dilakukan anak bila mendapat pijakan tepat membangun semua domain perkembangannya. Dari ia membuat gambar atau tulisan, kita tahu ada di mana
-Tahap membaca dan menulisnya, kosa kata yang dimiliki, (bahasa)
- Kesabaran dalam menyelesaikan tugas, start -Finish kegiatan (Afeksi)
-Penulisan yang simetris (Aestetik)
-Fokus dalam menyelesaikan tugas tanpa teralih dari suasana luar (kognisi)
-Mau bersisian dengan teman saat kegiatan berbagi alat tulis bergantian menggunakannya (sosial)
-Bagaimana menggerakakan alat tulis, koordinasi gerak, kekuatan, keluwesan dalam menggunakan pensil atau alat tulis (psikomotor)
10. BAGAIMANA JIKA ANAK BELUM PUNYA IDE JURNAL
Kita harus menerimanya terlebih dulu lalu kita bisa memotivasinya dengan menceritakan pengalaman kita tanpa kita mengharapkan perubahan langsung pada anak
Observe-Wait-Listen

Rabu, 07 September 2016

Transisi

Well come school adalah kegiatan yang terlihat di pagi hari dari jam 07.30-08.00
Menurut drg. Wismiarti Tamin dalam sambutannya pada pembukaan observasi di Sekolah Al-Falah Jakarta Timur (1/7) Anak-anak datang pada pukul setengah delapan tapi guru datang satu jam sebelum anak datang. karena gurupun perlu transisi. Jika guru datang bersamaan dengan anak maka akan sama heboh nya.
Beliaupun merinci beberapa fungsi kegiatan transisi yakni untuk membereskan fikiran, membereskan fisik dengan mencukupkan makan dan minum, tidak terburu-buru.
Dalam hal membereskan fisik selain dengan makan minum yang cukup, saya lihat di ruang transisi Alfalah ada sebuah cermin setinggi badan untuk membereskan penampilan sebelum masuk kelas. Setelah menata kepercayaan diri tampil di depan anak, mulailah guru menata lingkungan, sehingga saat anak datang
Sehingga saat anak datang, semua sudah siap. Saat transisipun digunakan untuk briefing selama 5 menit untuk mengingat kembali siapa yang bertugas menyambut anak, siapa yang berada di ruang transisi anak dan siapa yang berada di ruangan kelas untuk mendampingi bermain bebas di dalam dan tidak intervensi apapun tentang mainan yang dipilih anak bahkan saat ada anak yang hanya memilih duduk sajapun guru hanya mengucapkan "selamat duduk" atau "selamat jalan-jalan" pada anak yang memilih jalan-jalan dan tas nya masih dipunggungnya. Setelah itu mereka baru melakukan jurnal, ikrar, doa dan main bebas di luar.
Semakin kecil usia anak semakin panjang waktu yang ia butuhkan untuk transisi.

Senin, 22 Agustus 2016

Habibah Salsabila Purwakarta: Cara Mudah Mengasah Kecerdasan Sosial Anak

Habibah Salsabila Purwakarta: Cara Mudah Mengasah Kecerdasan Sosial Anak: Apakah anda termasuk orang yang peduli sosial? Seberapa seringkah  anda  memberikan senyuman pada orang yang baru anda lihat? seberapa se...

Cara Mudah Mengasah Kecerdasan Sosial Anak


Apakah anda termasuk orang yang peduli sosial? Seberapa seringkah  anda  memberikan senyuman pada orang yang baru anda lihat? seberapa seringkah anda menyapa seseorang? dan seberapa seringkah anda perhatian pada kakak, orang tua, adik dan teman?

Sebelum anda menjawab, saya ingin  menjawab pertanyaan itu untuk diri saya sendiri. Bagi saya menyapa orang itu adalah hal yang sulit, hawatir orang lain tak mau menjawab sapaan saya, memberikan  senyuman pada orang lain itu mungkin lebih mudah, tapi setelah senyum tak ada kata yang mampu untuk saya ungkapkan kecuali menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban singkat, perhatian pada orang lain itu ada, namun tak banyak dan tak berlanjut.

Terkadang saya ingin seperti mereka yang dengan renyahnya menyapa teman-teman baru, mampu memberi perhatian yang banyak kepada orang lain dan kemampuan sosial lainnya. Bagi saya bersosialisasi itu menyiksa, berkumpul dengan orang-orang baru itu. Namun Saya butuh bantuan untuk berjiwa sosial.

Betapa mulianya Islam kita, konsep peduli sosial menjadi hal yang teramat penting dalam kehidupan, sampai-sampai sang pembawa Islam tak mau mengakui sebagai golongannya jika kita umatnya takpeduli pada orang sekitar. Coba saja lihat hadits Rosulullah ini:

”Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi orang muda di antara kami, dan tidak mengetahui kemuliaan orang-orang yang tua di antara kami”
(HR. At-Tirmidzy dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, dan dishahihkan Syeikh Al-Albany )

Pagi itu, saya benar-benar terkesima dengan anak usia tiga tahun, ia benar-benar sangat peduli abangnya yang saat ini duduk di kelas satu SMP. Ia sering butuh bantuan untuk fokus seperti emak nya, Sering kali saya harus mengantarkan nasi bekalnya ke sekolah karena ia lupa memasukannya ke dalam tasnya.

"Nasi abang awas ketinggalan lagi" Serunya saat ia melihat kotak nasi dan air minum abang masih tergeletak di atas meja. Lalu ia mengambil, membawa, membuka rel sleting tas dan memasukan ke dalam tas warna coklat milik abangnya. lalu ia berkata, "Nah... udah masuk, gak ketinggalan lagi."


Saya terharu, terkesima, bersyukur karena si tiga tahun itu adalah anak saya sendiri. Sedangkan saya  tak terstimulasi kecerdasan sosialnya. Saya yang teramat tersiksa jika harus perduli orang lain, saya yang sering orang sebut asyik dengan diri sendiri.

Fitrah anak sesungguhnya perduli, stimulasi lingkungan sekolah Babyhouse Salsabila membantunya memiliki sikap sosial,  dan saya sebagai orang tua harus memelihara keperduliannya itu dengan mengapresiasi apa yang ia lakukan, jika saya tak mampu mencontohkan atau menjadi figur, maka sejak saat ini sayalah yang harus mencontohnya dan dialah menjadi figur saya, saya harus perduli seperti apa yang ia lakukan, saya harus perhatian sepertinya, saya harus hirau tak abai dan mengindahkan lingkungan.

Karena di usianya yang masih konkrit thinking, tak cukup baginya informasi verbal belaka tanpa contoh nyata, tak cukup baginya pemberitahuan tanpa pengamatan. Tak cukup baginya pengumuman tanpa pengalaman.

Apa yang ia lihat, apa yang amati, apa yang ia alami menjadi temuan baru baginya dan ia praktekan dalam kehidupan sosialnya. Walau emaknya tak cerdas sosial, namun lingkungan sekolah, teman-teman dan gurunya menjadi bahan observasi baginya dan menjadi bekal kehidupan sosialnya bahkan menjadi inpirasi bagi orang lain termasuk saya sendiri, emaknya.

Terima kasih teman-teman di Sekolah Sentra Salsabila, Guru-guru baik yang masih bergabung ataupun sudah lulus, Para Orang Tua teman-teman Avia, Civitas Akademika Sekolah AL-Falah dan Bukit Pelangi, serta semua yang telah mendukung yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Terima Kasih

Rabu, 17 Agustus 2016

MENTAL GURU HONOR


Oleh Habibah Sirojuddin
Jika sekolah lain sibuk dengan ‪#‎haripertamasekolahnya‬, maka kami sibuk dengan penerimaan guru baru karena sekolah kami masuk minggu depan. Kali ini kami mulai menaikan kesejahteraan guru sehingga gaji yang di dapat walau tak besar namun cukup menggiurkan bagi beberapa kalangan calon guru.
Dua pelamar guru datang dengan antusias dan mengatakan sekolah kami lebih (baik?). Namum mereka datang dari sekolah lain dan baru saja pulang dari kegiatan ‪#‎haripertamamasuksekolah‬ mereka.
Lalu saya bertanya, "Apa yang terjadi jika sekolah lama ibu tinggalkan?"
Mereka menjawab,"Itu resiko lembaga, ketika kita menemukan yang lebih (baik?) Kenapa tidak.
Sedih rasanya mendengar jawaban itu, lalu saya menyarankan untuk meminta ijin kepada sekolah yang lama, apakah mereka disana masih sangat dibutuhkan atau sekolah lama sudah kuat hingga jika ditinggalpun tak banyak mempengaruhi mereka.
Semoga mereka juga memikirkan bagaimana anak-anak yang akan mereka tinggalkan.
Disela-sela wawancara kami datang seorang tamu dan saya mempersilahkan duduk lalu meminta ijin untuk menuntaskan urusan kami dulu. Di saat berikutnya saya meminta ijin untuk mebalas sms yang saya anggap sangat penting. Semoga menyadarkan mereka bahwa etika ijin itu penting dari hal sekecil apapun apalagi urusan meninggalkan sekolah yang menyangkut banyak umat.
Bahkan saya anjurkan untuk mengkader dulu penggantinya agar lembaga yang ditinggalkan stabil, setelah kuat kami sangat senang bekerja sama.
Selesaikan satu urusan baru pindah ke urusan lain.
Faidzaa faroghta fanshob.

MENTAL GURU HONOR


Oleh Habibah Sirojuddin
Jika sekolah lain sibuk dengan ‪#‎haripertamasekolahnya‬, maka kami sibuk dengan penerimaan guru baru karena sekolah kami masuk minggu depan. Kali ini kami mulai menaikan kesejahteraan guru sehingga gaji yang di dapat walau tak besar namun cukup menggiurkan bagi beberapa kalangan calon guru.
Dua pelamar guru datang dengan antusias dan mengatakan sekolah kami lebih (baik?). Namum mereka datang dari sekolah lain dan baru saja pulang dari kegiatan ‪#‎haripertamamasuksekolah‬ mereka.
Lalu saya bertanya, "Apa yang terjadi jika sekolah lama ibu tinggalkan?"
Mereka menjawab,"Itu resiko lembaga, ketika kita menemukan yang lebih (baik?) Kenapa tidak.
Sedih rasanya mendengar jawaban itu, lalu saya menyarankan untuk meminta ijin kepada sekolah yang lama, apakah mereka disana masih sangat dibutuhkan atau sekolah lama sudah kuat hingga jika ditinggalpun tak banyak mempengaruhi mereka.
Semoga mereka juga memikirkan bagaimana anak-anak yang akan mereka tinggalkan.
Disela-sela wawancara kami datang seorang tamu dan saya mempersilahkan duduk lalu meminta ijin untuk menuntaskan urusan kami dulu. Di saat berikutnya saya meminta ijin untuk mebalas sms yang saya anggap sangat penting. Semoga menyadarkan mereka bahwa etika ijin itu penting dari hal sekecil apapun apalagi urusan meninggalkan sekolah yang menyangkut banyak umat.
Bahkan saya anjurkan untuk mengkader dulu penggantinya agar lembaga yang ditinggalkan stabil, setelah kuat kami sangat senang bekerja sama.
Selesaikan satu urusan baru pindah ke urusan lain.
Faidzaa faroghta fanshob.