Rabu, 28 September 2016

Hujan Sehari Hapus Kemarau Satu Tahun

Ada tiga guru dalam kehidupan seorang manusia, dia adalah kedua orang tua, guru di Sekolah dan Lingkungan, baik iu lingkungan sekolah ataupun lingkungan dimana anak tinggal. Saat orang tua dan guru sudah mendidik dengan benar, hendaklah lingkunganpun mendukung untuk itu.

Bu Aida merasakan ada perubahan pada seorang murid TK nya, ia sekarang lebih sering tidak ikut aturan, main fisik, menggunakan benda tidak sesuai fungsi dan banyak lagi yang membuat teman dan guru tidak nyaman. Ia seperti kembali pada saat kedatangannya setahun yang lalu. 

Saat itu di awal kedatangannya ia adalah seorang anak pindahan  yang tak belum tahu aturan, menyimpan kaki di atas meja, menggunakan fisik untuk komunikasi, marah dan menangis sebagai senjata dan banyak lagi. Guru dan lingkungan sekolah  melakukan pendampingan dengan 5 Jurus jitu kami, Kehadiran,  pernyataan tidak langsung, pertanyaan, pernyataan langsung dan kemudian baru intervensi fisik sebagai langkah terahir. 

Ya, kedatangannya membawa pengaruh lingkungan rumah dan teman-teman di sekolah lamanya, kami berusaha menghapus semua prilaku negatifnya. Bukan hal mudah memang, butuh perjuangan panjang dan kesabaran. Namun Allah memberikan hadiah kebahagiaan kepada kami ketika ia perlahan berubah dan meninggalkan semua sifat negatifnya itu.

Setahun berlalu kami dikejutkan dengan sikap nya yang tiba-tiba berubah seperti kedatangannya dulu, dua minggu ini ia terus mengulang ngulang prilaku yang membuat tidak nyaman. show di atas meja, bicara negatif, tidak ikut kegiatan. Namun  kita hadapi dengan tenang, Cek tahap perkembangannya, cek lingkungan rumahnya.

Perbincangan dengan ibunya menghasilkan sebuah informasi penting atas perubahan prilakunya. Selama dua minggu ini ia mengisi kegiatan sore nya dengan "Sekolah Agama" di tempat ia sekolah dulu. Ia kembali mencontoh prilaku teman-temannya di sana.

Ahay, Sekolah Agama itu penting, disanalah basis agama di mulai, namun jika pendampingan tak dilakukan maksimal, anak lebih menyerap prilaku dan bahasa negatif dari temannya saat guru tak disampingnya.

Ahay,  niat mulia terhambat dengan minimnya pendampingan, sehingga apa yang dicita-citakan terbelok dengan guru ketiga anak, yakni lingkungan.

Ahay, waktu  dua minggu dapat menghapus perjuangan satu tahun. 

Sedih...




Kamis, 08 September 2016

10 JAWABAN MASALAH JURNAL

(Hasil investigasi SOS kepada bu neny Ariyani)

Kata jurnal juga berasal dari bahasa inggris journal yang artinya sebuah buku yang kamu bisa menuliskan pengalaman-pengalaman dan pemikiran-pemikiranmu.
Seperti halnya circle time, jurnal juga merupakan bagian dari kegiatan satu hari sekolah. Kegiatan jurnal disekolah Al Falah dilakukan 2 x dalam sehari.
Yang pertama dilakukan di pagi hari setelah anak menyimpan tas dan sepatunya. Jurnal pagi ini dilakukan sebagai salah satu cara anak untuk menuangkan perasaan/pikiran atau pengalaman mereka menuju ke sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk transisi mereka agar siap menerima pembelajaran hari ini. Jurnal yang ke dua dilakukan disiang hari sebelum mereka pulang. Hal ini dilakukan sebagai evaluasi bagi guru untuk dapat melihat sejauh mana pengetahuan yang diberikan hari itu diserap oleh anak, bila kurang atau belum mantap maka disaat itulah guru menambahkan dan menguatkannya, sehingga setiap harinya anak pulang dengan membawa pengetahuan-pengetahuan yang baru yang nantinya merupakan bekal hidup mereka saat dewasa kelak.
Kegiatan jurnal juga dapat dilakukan dirumah bersama orang tua seperti menuliskan pengalaman-pengalaman yang mereka dapatkan setelah berlibur dan lainnya.
Penulisan pada jurnal tentunya sesuai dengan tahap perkembangan yang dimiliki oleh masing-masing anak. Penulisan pada jurnal bisa berupa coretan-coretan yang tidak beraturan, gambar, kalimat, hingga cerita. Untuk anak-anak kita yang belum menulis, setelah ia jurnal kita bisa menuliskan pada kertas jurnalnya cerita jurnal yang dibuatnya.. hal ini akan merangsang kemampuan keaksaraan anak.

Namun Kenyataan tak seindah teori, dalam perjalanannya, kegiatan journal di beberapa sekolah sentra mengalami kendala, Berikut beberpa masalah dan solusi nya yang sering ditemui dalam kegiatan jurnal:
1. JIKA DALAM JURNAL ANAK MENIRU KARYA TEMANNYA

Cara belajar anak diawali dengan cara meniru itu satu hal yang wajar dan belajarnya anak dengan cara diulang-ulang.
Cara menaikan tahapan nya:
Dalam anak meniru pasti ada yang berbeda dari ide teman yang ditirunya.. apakah dengan memperluasnya lagi atau dengan bentuk dari tampilan gambar yang berbeda.
Tapi seiring waktu berjalan cara ini juga harus ditingkatkan dengan memiliki ide sendiri. Ada banyak cara agar anak mempinyai ide yaitu dengan sering mengajaknya diskusi melalui topik2 yang disukai, hal-hal yang dia temukan, atau juga dengan mendukung tema yang sedang ia pelajari.
Ajaklah anak untuk aktif berdiskusi yg membangun dengan pendekatan-pendekatan pembaruan informasi dan pertanyaan-pertanyaan yang kaya yang membuatnya harus berfikir secara ilmiah (sesuai tahap perkembangan) yang dapat membuatnya lebih mengerti.. kemudian ajaklah anak untuk menuliskan diskusi tadi dengan cara yang menyenangkan dimulai dari diri sendiri.
membe
2. CARA MEMBERI PIJAKAN JURNAL PAGI
Jurnal pagi di sekolah dimulai setelah anak selesai melaksanakan jegiatan rutin setelah datang.
Ana kita sambut dengan senang dan ajaklah mereka bercakap-cakap menanyakan kabar mereka pagi itu dan pengalaman-pengalaman apa saja yang mereka temukan selama dalam perjalanan menuju sekolah, setelah itu kita bisa ajak mereka untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan atau gambar di kertas setelah mereka merespon percakapan tadi.
3. MANFAAT JURNAL PAGI DAN JURNAL SIANG
Jurnal pagi dan jurnal siang sama pentingnya bagi anak untuk ia dapat memenuhi kebutuhannya.
Dijurnal pagi bila anak datang dg suasana mood yang kurang baik selain ia dapat menceritakan kepada guru hal tsb ia juga dapat menuangkannya pada kertas, hal ini akan meriliskan mood yang kurang baik tadi yang menjadikan perasaannya jadi lebih lega. Perasaan nyaman membuat anak dapat belajar
Sedangkan jurnal siang merupakan salah satu cara guru untuk memastikan anak membawa/mendapatkan pengetahuan apa yang ia bawa pulang pada hari itu.
Penting bagi guru untuk memastikan setiap muridnya membawa pengetahuan baru untuk mengisi otaknya sehingga waktu yang ia habiskan hari itu bermanfaat.
Jadi saya merasa bahwa kedua waktu jurnal tadi sangat penting dan sayang bila ditiadakan
4. ATASI ANAK TAK MAU JURNAL
Segala sesuatu kegiatan yang ditujukan untuk anak akan sulit dilakukan bila disuruh apalagi bila sudah mencapai usia diatas usia dini, tetapi jangan putus harapan teruslah berusaha dengan memodelkannya didepan anak setelah kegiatan recalling (lakukan secara konsisten) carilah waktu dimana anak sudah istirahat agar energinya kembali kuat, buatlah jurnal percakapan ibu dengan anak-anak tadi dan ungkapkan betapa terbantunya ibu serta keuntungan-keuntungan yang ditemukan dengan membuat jurnal itu, dan saya percaya bahwa mereka akan keluar rasa tertarik dan keingintahuannya akan hal tsb.
Dan bila mana mereka sudah mau menuliskan meskipun baru satu kalimat, terima dan hargailah usaha tersebut kemudian buatlah mereka semangat diwaktu selanjutnya mereka akan dapat menulis lebih dari satu kalimat, dan seterusnya, yang kemudian hal ini tidak akan memberatkan bagi mereka malah menjadi kebutuhannya.
Jurnal adalah kegiatan-kegiatan yang sangat bermanfaat guna mendukung tumbuh kembang anak hal ini harus dilakukan secara konsisten dan terarah, kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan bermutu tentunya akan melahirkan anak-anak yang memiliki kemampuan yang bermutu pula.
Ingatlah bahwa hal itu semua diawali dengan modeling dari tiga guru anak.
5. BATASAN WAKTU JURNAL
Jurnal merupakan bagian kegiatan satu hari sekolah yang dimulai dari jam 7.30 - 13.30.
Selain jurnal ada banyak kegiatan lainnya dan tiap-tiap kegiatan memiliki batas waktunya masing-masing, apa yang terjadi bila tidak memiliki Batasan waktu? Tentunya akan terjadi tabrakan waktu kegiatan satu dengan yang lainnya bahkan bisa saja satu atau lebih kegiatan tidak terlaksana.
Jurnal pagi merupakan bagian dari welcome school anak saat datang ke sekolah sebelum mereka ikrar yaitu jam 7.30 - 8.00 waktu ini merupakan masa transisi anak menyiapkan diri (fisik dan psikis) dari perpindahan suasana rumah (orang tua) ke sekolah.
Batasan waktu pada kegiatan juga bertujuan agar anak memiliki batasa diri ada saat memulai dan ada saat mengakhiri. Jadi mereka bisa mengontrol diri dari dorongan keinginannya untuk terus. Dapat bernegosiasi antara mana keinginan dan mana kebutuhan yang kemudian membuat keputusan yang benar.
6. BOLEHKAH SEKOLAH KONVENSIONAL MENGADAKAN KEGIATAN JURNAL SAJA?
Alhamdulillah segala sesuatu kebaikan meski baru sedikit itu sudah menggerakkan kita dalam menjalankan tugas sebagsi guru untuk mendukung anak pada kebutuhan perkembangannya, walaupun belum dapat melaksanakan secara utuh itu kembali kepada kebijakan sekolah masing-masing.
Dan bagi seorang guru ia tahu pengetahuan apa yang dibawa pulang anak setiap harinya sebagai bekal hidupnya kelak.
Kegiatan jurnal pagi yang sudah ada sebaiknya dilakukan secara konsisten yang kemudian ditingkatkan mutunya lalu bila ada kesempatan bisa ditambahkan dengan kegiatan-kegiatan lainnya.
7. MULAI KAPAN ANAK BERKEGIATAN JURNAL?
Jurnal sudah dikenal sejak awal tahun ajaran baru. Namun kesiapan anak untuk memulainya, guru tidak memaksakan kita tunggu sampai mereka siap untuk melakukannya dengan konsisten menyiapkan dan mengajak mereka setiap harinya.
8. PADA USIA BERAPA IDEALNYA ANAK MULAI JURNAL BERUPA TULISAN?
Tergantung tahap perkembangan nya. Anak kelas 1 yang belum bisa menulis, mereka menggunakan gambar dan sedikit tulisan berupa huruf-huruf yang sudah dikuasainya, Setelah itu mereka akan menceritakan ide jurnalnya kemudian guru menuliskan untuk mereka. Seiring waktu berjalan guru memotivasi mereka dengan meniru tulisan guru dari apa yg mereka ceritakan dikertas gambarnya sendiri (guru menulis dikertas yang berbeda)
Dengan terus berlatih mereka akan terus berlatih anak akan naik perkembangannya, mereka mulai mengenali pola-pola tulisan kata yang kemudian mereka mengidentifikasi - membaca kata - kata tersebut.
9. APAKAH MELALUI JURNAL, GURU BISA MELIHAT TERBANGUNNYA SEMUA DOMAIN?
Ya, setiap kegiatan yang dilakukan anak bila mendapat pijakan tepat membangun semua domain perkembangannya. Dari ia membuat gambar atau tulisan, kita tahu ada di mana
-Tahap membaca dan menulisnya, kosa kata yang dimiliki, (bahasa)
- Kesabaran dalam menyelesaikan tugas, start -Finish kegiatan (Afeksi)
-Penulisan yang simetris (Aestetik)
-Fokus dalam menyelesaikan tugas tanpa teralih dari suasana luar (kognisi)
-Mau bersisian dengan teman saat kegiatan berbagi alat tulis bergantian menggunakannya (sosial)
-Bagaimana menggerakakan alat tulis, koordinasi gerak, kekuatan, keluwesan dalam menggunakan pensil atau alat tulis (psikomotor)
10. BAGAIMANA JIKA ANAK BELUM PUNYA IDE JURNAL
Kita harus menerimanya terlebih dulu lalu kita bisa memotivasinya dengan menceritakan pengalaman kita tanpa kita mengharapkan perubahan langsung pada anak
Observe-Wait-Listen

Rabu, 07 September 2016

Transisi

Well come school adalah kegiatan yang terlihat di pagi hari dari jam 07.30-08.00
Menurut drg. Wismiarti Tamin dalam sambutannya pada pembukaan observasi di Sekolah Al-Falah Jakarta Timur (1/7) Anak-anak datang pada pukul setengah delapan tapi guru datang satu jam sebelum anak datang. karena gurupun perlu transisi. Jika guru datang bersamaan dengan anak maka akan sama heboh nya.
Beliaupun merinci beberapa fungsi kegiatan transisi yakni untuk membereskan fikiran, membereskan fisik dengan mencukupkan makan dan minum, tidak terburu-buru.
Dalam hal membereskan fisik selain dengan makan minum yang cukup, saya lihat di ruang transisi Alfalah ada sebuah cermin setinggi badan untuk membereskan penampilan sebelum masuk kelas. Setelah menata kepercayaan diri tampil di depan anak, mulailah guru menata lingkungan, sehingga saat anak datang
Sehingga saat anak datang, semua sudah siap. Saat transisipun digunakan untuk briefing selama 5 menit untuk mengingat kembali siapa yang bertugas menyambut anak, siapa yang berada di ruang transisi anak dan siapa yang berada di ruangan kelas untuk mendampingi bermain bebas di dalam dan tidak intervensi apapun tentang mainan yang dipilih anak bahkan saat ada anak yang hanya memilih duduk sajapun guru hanya mengucapkan "selamat duduk" atau "selamat jalan-jalan" pada anak yang memilih jalan-jalan dan tas nya masih dipunggungnya. Setelah itu mereka baru melakukan jurnal, ikrar, doa dan main bebas di luar.
Semakin kecil usia anak semakin panjang waktu yang ia butuhkan untuk transisi.

Senin, 22 Agustus 2016

Habibah Salsabila Purwakarta: Cara Mudah Mengasah Kecerdasan Sosial Anak

Habibah Salsabila Purwakarta: Cara Mudah Mengasah Kecerdasan Sosial Anak: Apakah anda termasuk orang yang peduli sosial? Seberapa seringkah  anda  memberikan senyuman pada orang yang baru anda lihat? seberapa se...

Cara Mudah Mengasah Kecerdasan Sosial Anak


Apakah anda termasuk orang yang peduli sosial? Seberapa seringkah  anda  memberikan senyuman pada orang yang baru anda lihat? seberapa seringkah anda menyapa seseorang? dan seberapa seringkah anda perhatian pada kakak, orang tua, adik dan teman?

Sebelum anda menjawab, saya ingin  menjawab pertanyaan itu untuk diri saya sendiri. Bagi saya menyapa orang itu adalah hal yang sulit, hawatir orang lain tak mau menjawab sapaan saya, memberikan  senyuman pada orang lain itu mungkin lebih mudah, tapi setelah senyum tak ada kata yang mampu untuk saya ungkapkan kecuali menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban singkat, perhatian pada orang lain itu ada, namun tak banyak dan tak berlanjut.

Terkadang saya ingin seperti mereka yang dengan renyahnya menyapa teman-teman baru, mampu memberi perhatian yang banyak kepada orang lain dan kemampuan sosial lainnya. Bagi saya bersosialisasi itu menyiksa, berkumpul dengan orang-orang baru itu. Namun Saya butuh bantuan untuk berjiwa sosial.

Betapa mulianya Islam kita, konsep peduli sosial menjadi hal yang teramat penting dalam kehidupan, sampai-sampai sang pembawa Islam tak mau mengakui sebagai golongannya jika kita umatnya takpeduli pada orang sekitar. Coba saja lihat hadits Rosulullah ini:

”Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi orang muda di antara kami, dan tidak mengetahui kemuliaan orang-orang yang tua di antara kami”
(HR. At-Tirmidzy dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, dan dishahihkan Syeikh Al-Albany )

Pagi itu, saya benar-benar terkesima dengan anak usia tiga tahun, ia benar-benar sangat peduli abangnya yang saat ini duduk di kelas satu SMP. Ia sering butuh bantuan untuk fokus seperti emak nya, Sering kali saya harus mengantarkan nasi bekalnya ke sekolah karena ia lupa memasukannya ke dalam tasnya.

"Nasi abang awas ketinggalan lagi" Serunya saat ia melihat kotak nasi dan air minum abang masih tergeletak di atas meja. Lalu ia mengambil, membawa, membuka rel sleting tas dan memasukan ke dalam tas warna coklat milik abangnya. lalu ia berkata, "Nah... udah masuk, gak ketinggalan lagi."


Saya terharu, terkesima, bersyukur karena si tiga tahun itu adalah anak saya sendiri. Sedangkan saya  tak terstimulasi kecerdasan sosialnya. Saya yang teramat tersiksa jika harus perduli orang lain, saya yang sering orang sebut asyik dengan diri sendiri.

Fitrah anak sesungguhnya perduli, stimulasi lingkungan sekolah Babyhouse Salsabila membantunya memiliki sikap sosial,  dan saya sebagai orang tua harus memelihara keperduliannya itu dengan mengapresiasi apa yang ia lakukan, jika saya tak mampu mencontohkan atau menjadi figur, maka sejak saat ini sayalah yang harus mencontohnya dan dialah menjadi figur saya, saya harus perduli seperti apa yang ia lakukan, saya harus perhatian sepertinya, saya harus hirau tak abai dan mengindahkan lingkungan.

Karena di usianya yang masih konkrit thinking, tak cukup baginya informasi verbal belaka tanpa contoh nyata, tak cukup baginya pemberitahuan tanpa pengamatan. Tak cukup baginya pengumuman tanpa pengalaman.

Apa yang ia lihat, apa yang amati, apa yang ia alami menjadi temuan baru baginya dan ia praktekan dalam kehidupan sosialnya. Walau emaknya tak cerdas sosial, namun lingkungan sekolah, teman-teman dan gurunya menjadi bahan observasi baginya dan menjadi bekal kehidupan sosialnya bahkan menjadi inpirasi bagi orang lain termasuk saya sendiri, emaknya.

Terima kasih teman-teman di Sekolah Sentra Salsabila, Guru-guru baik yang masih bergabung ataupun sudah lulus, Para Orang Tua teman-teman Avia, Civitas Akademika Sekolah AL-Falah dan Bukit Pelangi, serta semua yang telah mendukung yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Terima Kasih

Rabu, 17 Agustus 2016

MENTAL GURU HONOR


Oleh Habibah Sirojuddin
Jika sekolah lain sibuk dengan ‪#‎haripertamasekolahnya‬, maka kami sibuk dengan penerimaan guru baru karena sekolah kami masuk minggu depan. Kali ini kami mulai menaikan kesejahteraan guru sehingga gaji yang di dapat walau tak besar namun cukup menggiurkan bagi beberapa kalangan calon guru.
Dua pelamar guru datang dengan antusias dan mengatakan sekolah kami lebih (baik?). Namum mereka datang dari sekolah lain dan baru saja pulang dari kegiatan ‪#‎haripertamamasuksekolah‬ mereka.
Lalu saya bertanya, "Apa yang terjadi jika sekolah lama ibu tinggalkan?"
Mereka menjawab,"Itu resiko lembaga, ketika kita menemukan yang lebih (baik?) Kenapa tidak.
Sedih rasanya mendengar jawaban itu, lalu saya menyarankan untuk meminta ijin kepada sekolah yang lama, apakah mereka disana masih sangat dibutuhkan atau sekolah lama sudah kuat hingga jika ditinggalpun tak banyak mempengaruhi mereka.
Semoga mereka juga memikirkan bagaimana anak-anak yang akan mereka tinggalkan.
Disela-sela wawancara kami datang seorang tamu dan saya mempersilahkan duduk lalu meminta ijin untuk menuntaskan urusan kami dulu. Di saat berikutnya saya meminta ijin untuk mebalas sms yang saya anggap sangat penting. Semoga menyadarkan mereka bahwa etika ijin itu penting dari hal sekecil apapun apalagi urusan meninggalkan sekolah yang menyangkut banyak umat.
Bahkan saya anjurkan untuk mengkader dulu penggantinya agar lembaga yang ditinggalkan stabil, setelah kuat kami sangat senang bekerja sama.
Selesaikan satu urusan baru pindah ke urusan lain.
Faidzaa faroghta fanshob.

MENTAL GURU HONOR


Oleh Habibah Sirojuddin
Jika sekolah lain sibuk dengan ‪#‎haripertamasekolahnya‬, maka kami sibuk dengan penerimaan guru baru karena sekolah kami masuk minggu depan. Kali ini kami mulai menaikan kesejahteraan guru sehingga gaji yang di dapat walau tak besar namun cukup menggiurkan bagi beberapa kalangan calon guru.
Dua pelamar guru datang dengan antusias dan mengatakan sekolah kami lebih (baik?). Namum mereka datang dari sekolah lain dan baru saja pulang dari kegiatan ‪#‎haripertamamasuksekolah‬ mereka.
Lalu saya bertanya, "Apa yang terjadi jika sekolah lama ibu tinggalkan?"
Mereka menjawab,"Itu resiko lembaga, ketika kita menemukan yang lebih (baik?) Kenapa tidak.
Sedih rasanya mendengar jawaban itu, lalu saya menyarankan untuk meminta ijin kepada sekolah yang lama, apakah mereka disana masih sangat dibutuhkan atau sekolah lama sudah kuat hingga jika ditinggalpun tak banyak mempengaruhi mereka.
Semoga mereka juga memikirkan bagaimana anak-anak yang akan mereka tinggalkan.
Disela-sela wawancara kami datang seorang tamu dan saya mempersilahkan duduk lalu meminta ijin untuk menuntaskan urusan kami dulu. Di saat berikutnya saya meminta ijin untuk mebalas sms yang saya anggap sangat penting. Semoga menyadarkan mereka bahwa etika ijin itu penting dari hal sekecil apapun apalagi urusan meninggalkan sekolah yang menyangkut banyak umat.
Bahkan saya anjurkan untuk mengkader dulu penggantinya agar lembaga yang ditinggalkan stabil, setelah kuat kami sangat senang bekerja sama.
Selesaikan satu urusan baru pindah ke urusan lain.
Faidzaa faroghta fanshob.

5 CARA JAGO MATEMATIKA


oleh @bangsaid
5 Hal Penting Bagi Perkembangan Kemampuan Dasar Matematika Anak
Kebanyakan orang tua, ingin anaknya cerdas matematika. Orang tua beranggapan, cerdas matematika sangat membantu anak di masa dewasanya nanti. Meskipun setelah teori kecerdasan berkembang, ternyata sukses anak di usia dewasanya tidak hanya ditentukan oleh satu jenis kecerdasan saja, namun oleh berbagai macam kecerdasan jamak. Sayangnya tak banyak yang berhasil membangun anaknya untuk pandai dalam bidang Matematika. Alih-alih cinta dengan pelajaran ini, matematika menjadi momok yang menakutkan bagi banyak anak-anak, bahkan sejak di usia sekolah dasar.
Karena sudah terlanjur termakan dengan konsep bahwa anak harus cerdas di bidang Matematika, muncullah kursus berhitung. Orang tua berbondong-bondong memasukkan anaknya. Ironisnya kesalahan pemahaman cerdas matematika masuk ke ranah pendidikan formal di usia Taman Kanak-kanak. Anak-anak usia TK yang seharusnya lebih banyak eksplorasi dan belajar melalui main malah dijejali dengan kurikulum yang berfokus pada baca-tulis-hitung (calistung). Dampak jangka panjangnya di usia formal operasional. Anak yang sejak TK diajarkan berhitung abstrak (menghafal angka-angka) cenderung mengalami kesulitan belajar matematika di kelas 5 sekolah dasar.
Untuk cerdas matematika, ada hal yang perlu orang tua dan guru ketahui tentang perkembangan anak. Berbagai konsep tahapan perkembangan yang ada menjadi dasar bagaimana memberikan pembelajaran yang sesuai untuk anak. Seperti teori perkembangan menurut Anna Freud yang menjelaskan tentang bagaimana anak belajar sejak bayi hingga dewasa. Mula-mula anak belajar dengan tubuhnya, mainan, bermain, main dengan aturan lalu di usia sekolah dasar dengan bekerja. Semuanya menjadi bekal guru untuk memberikan metode pembelajaran yang tepat.
Selain itu guru perlu tahu bahwa setidaknya ada 5 hal yang menjadi bagian penting dalam perkembangan kemampuan dasar matematika anak. Kelima hal penting ini akan membantu anak mengidentifikasi dan mendeskripsikan hubungan antara benda dengan benda.
1. Matching Skill (Kemampuan Memasangkan/Menghubungkan)
Gambar : Memory Game adalah salah satu permainan yang mengasah Matching Skills Anak (sumber gambar : aliexpress.com)
Matching Skill melibatkan hubungan (korespondensi) satu-satu. Anak memasangkan warna, gambar, atau bentuk yang sama. Permainan Memory adalah salah satu cara meningkatkan skill ini.
2. Comparing Skill (Kemampuan Membandingkan)
Gambar : Anak mengamati persamaan dan perbedaan balok miliknya dan milik teman (sumber gambar : parentmap.com)
Kemampuan membandingkan ini meliputi mengidentifikasi persamaan dan perbedaan dari apa yang dimiliki anak dengan apa yang dimiliki orang lain. Sebagai contoh ketika anak bermain balok, anak diajak untuk mengamati hal apa saja yang sama dari balok yang dia pegang dengan balok yang dipegang oleh teman. Ketika anak mampu membandingkan dengan melihat persamaan dan perbedaan, ini akan menjadi modal penting bagi skill berikutnya, yaitu klasifikasi.
3. Sorting Skill (Kemampuan Menyortir atau Mengklasifikasi)
Gambar : Mengklasifikasi Benda berdasarkan warna-bentuk-ukuran (sumber gambar :teachpreschool.org)
Kemampuan mengklasifikasi adalah kemampuan menemukan kesamaan atau persamaan dari sekelompok benda. Sebagai contoh, berbagai manik ronce kayu di atas disortir berdasarkan warnanya, bentuknya, atau ukurannya. Setelah menyortir dengan satu variabel anak belajar untuk menyortir berdasarkan dua variabel yang sama seperti warna dan bentuk yang sama, dan seterusnya.
4. Sets (Kumpulan)
Gambar : Sekelompok Alat Makan biasanya tersedia di kelas (sumber gambar :learningresources.com)
Kumpulan benda adalah hasil akhir dari tahap klasifikasi. Mengumpulkan sekelompok benda dengan fungsi yang sama membutuhkan kemampuan klasifikasi yang tinggi. Inilah kenapa di kelas anak usia dini, kumpulan benda-benda dan alat main harus tersedia seperti, sekumpulan balok (yang terdiri dari berbagai jenis balok), sekumpulan alat main peran mikro, kumpulan peralatan makan (yang terdiri dari sendok, piring, garpu, dan cangkir), kumpulan peralatan shalat (yang terdiri dari mukena, sajadah, dan sarung), dan sebagainya.
5. Measuring Skill (Kemampuan Mengukur)
Gambar : Measuring Skill sumber gambar : earlychildhoodmagazine.org
Mengukur adalah kemampuan anak untuk menentukan tingkatan atau kadar sebuah benda. Semisal ketika berinteraksi dengan balok, anak dapat mengukur balok meliputi panjang, berat, atau tinggi balok. Atau ketika bermain di sentra bahan alam anak diajak untuk mengukur suhu air dalam bak.

Selasa, 16 Agustus 2016

SIAPKAN MENTAL ANAK

Entah dari mana avia si usia toodler ini tahu kosa kata "kalah dan menang", Saat kami menaiki tangga ia memintaku untuk berhenti dan ia berjalan mendahului.
"Bunda, bunda diam dulu aku mau menang." Begitu celotehnya.
Saat saya tak sengaja sampai di suatu tempat mendahuluinya, ia menangis dan berteriak, "Aku ingin menaaang, bunda balik lagi, bunda yang kalah."
Saat makan bersama kakak Aza ia akan berusaha menghabiskannya lebih cepat dan berkata, "Aku menang."
Saya terpaku menyaksikan keadaan ini, saat saya tak disampingnya banyak pengaruh lingkungan yang membuat saya hawatir.
Apa yang terjadi jika ia harus selalu mencapai target MENANG, Jika suatu saat ia kalah bagaimana ia menghadapinya. Anak kecil tak boleh kecewa, tapi pun tak mungkin akan selalu menang.
Hari ini Kakak Aza dan Avia pulang sholat maghrib dari Mushola dan Kakak Aza bersorak, "Aku menaaang." Namun betapa LEGA hati saya saat Avia berkomentar, "MENANG ATAU KALAH BIASA SAJA."

Pentingkah Belajar Calistung pada Anak Kecil

"Udah bayarnya mahal, belum bisa "calistung" lagi." begitu sebuah sms datang tanpa penampakan pemilik nomor.
Saya selalu bicara pada calon murid baru kami, jika ingin cepat bisa baca tulis, kursus saja di *****, sekian jam di jamin bisa baca.
Salah alamat jika datang pada kami untuk tujuan seperti itu, Kami di sini mendampingi anak-anak agar belajar HIDUP, karena ini sekolah kehidupan, bukan kursus calistung. jika hanya ingin calistung gabungan huruf, kata , kalimat dan simbol-simbol abstrak lainnya, tak perlu buang-buang waktu datang ke sekolah kami, karena kami tak menyajikan baca tulis hitung instan. mudah saja dilakukan tapi itu bukan gaya kami apalagi tujuan.
Bahkan kami cenderung menghindari proses instan dan lebih memilih proses alami, yang terkesan lama namun anak nyaman dan bahkan menemukan sendiri huruf kata dan kalimat. Sabar dalam proses adalah hidden kurikulum kami.
Saat mereka bisa calistung secara alami mereka tertarik dengan baca dan teruuus akan baca sampai level advance, baca ciptaan Allah di seluruh alam tersurat dan tersirat, saat ia bisa tulis ia akan teruuus menulis sampai level product yakni menulis idenya menjadi sebuah buku atau apapun dan saat ia bisa hitung ia akan teruus memperhitungkan apapun termasuk hitung besar manakah amal baikku atau amal burukku.
Bukan hanya bisa membaca gabungan huruf dan kata tanpa tahu makna lalu tak suka baca, bukan hanya bisa tulis berlembar-lembar pindahkan kalimat orang lain dari papan tulis atau menyalin dari buku lalu disimpan, bukan hanya menghitung tambah kurang kali bagi dapat nilai dan lulus ujian lalu bingung selesaikan masalah hidup.
Kami bertekad membangun anak-anak pada semua aspek kehidupan, mulai dari fisik, visual, verbal, sosial, natural, individual, logis matematis, dan seluruh aspek kecerdasan lainnya, sehingga dimanapun ia berada, ia akan potensikan seluruh kecerdasannya untuk menyelesaikan masalah hidupnya.
Oh ya masalah mahal, Jika dibandingkan sekolah induknya bermethode sentra biaya masuk ke Salsabila jauh tanah ke langit. Biaya di sekolah kami teramat sangat murah, bahkan lebih murah dibanding biaya pulsa internet bapa dan ibu perbulan, apalagi biaya jalan-jalan, atau makan-makan. Namun jika ingin membandingkan dengan Sekolah Negeri di Purwakarta, tentu saja kami mahal karena SDN dibiayai pemerintah dan orang tua tak perlu bayar biaya operasional. Sedangkan kami membiayai operasional kami sendiri.
Tapi bagi sebuah keluarga yang memiliki tujuan pendidikan yang kaffah, mereka tak akan memikirkan berapa biayanya, berapa lama bisa baca, dan juga berapa kilometer jaraknya.
(Terima kasih dan salam takdzim pada orang Subang yang rela mengontrak untuk sekolah di Salsabila, Orang Karawang yang rela bolak balik bermacet ria di jalan untuk pulang pergi ke salsabila, Jatiluhur, Wanayasa, BBC, Campaka, Cibatu dll. yang fokus pada tujuan dengan menerjang tantangan dan hambatan)

CARA MENGEMBALIKAN PULSA SALAH KIRIM

Setelah satu jam menerima pesan dari M-banking bahwa pulsa yang saya kirim sudah sukses masuk namun nomor yang saya tuju tak jua tambah saldo membuat saya penasaran untk cek dan ricek nomor yang saya kirim. Dan benar saja ternyata nomor yang saya kirim salah satu angka saja, seharusmya angka tiga tapi ternyata saya mengetik angka 7. Tak banyak memang, hanya 25 ribu saja, tapi pulsa sejumlah itu cukup untuk online di efbe selama sebulan, he.
Ada rasa ragu untuk menghubungi sipemilik nomor, paling akan membuang waktu saja bahkan jangan-jangan akan menguras emosi pula, orang yang tak saya kenal itu paling tidak mau saya hubungi. jadi sebaiknya lupakan saja.
Namun kemudian timbul fikiran, kenapa saya harus berfikir negatif, tak semua orang berperilaku negatif di dunia ini, mungkin saja sipenerima pulsa adalah orng yang baik. bukankah Allah melarang kita untuk berfikiran negatif?
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
(al-Hujurat: 12)
Lalu saya memberanikan diri meng -sms nomor nya dengan sopan tentunya, namun belum ada jawaban. lalu saya menelponnya.
"Maaf dengan siapa?" Begitu saya dengar suara di ujung telpon.
" Maaf pa... saya habibah, saya salah kirim pulsa pak, he he maaf ya bisa di balikin ga?" ujar saya sok akrab.
Terdengar suara tertawa diujung sana juga, "Oh... saya kira ada yang baik hati kirim saya pulsa, ternyata ada yang salah kirim ya...?, baik akan saya coba kembalikan ya." Jawabnya ramah.
"Ia pak... terima kasih sebelumnya."
Lalu saya mengirim pesan agar bapak tadi tidak usah mengembalikan semuanya mengingat sms kirim pulsa pun berbayar. Namun beliau mengirim kembali semua pulsa yang saya kirim.
Saya bisa membayangkan tipe si bapak ini, pasti beliau bukan orang biasa yang memanfaatkan kesalahan orang lain menjadi keuntungan dan mungkin baginya pulsa 25 ribu tak bernilai apa-apa.
Terima kasih pak, maaf jika pada awalnya saya sudah berfikir negatif.
So... berfikir positif saja....
Like
Comment

HIDDEN MOVEMENT

"Seka:ang aku mau sa:apan bubu:", ungkap Avia yang mulai sedikit menampakan konsonan r samar samar, Usianya menginjak Tiga Tahun. Aza dan abang pun kompak ingin sarapan bubur pagi ini, Saat mereka lahap makan bubur, saya mulai masuk pada sesuatu dibalik bubur.
"Bubur in teksturnya lembut, betapa lamanya tukang bubur memasak beras ini ya sampai lunak, jadi apa ya yang harus kita lakukan terhadap tukang bubur?"
Lalu Aza berkomentar, "Berterima kasih,"Sebelum saya mengapresiasi pendapatnya, Aza melanjutkan pembicaraannya, "Ada kacangnya bunda, ada yang menanam kacang, ada yang membersihkan kebun kacang, ada yang memanen kacang, menjemur, mengolah menjual, ada sopir yang mengangkut, ada yang menggoreng kacang lalu sama tukang bubur disimpan diatas bubur kita dan kita memakannya."
Belum selesai Aza bicara, Avia berkomentar, Adal Allah yang menciptakannya.""Maka Kita bersyukur pada-Nya dan berterima kasih pada jutaan orang yang turut andil dalam bubur yang kita makan."Benarkah jutaan ? Bisa jadi ratusan juta, Abang Luthfi membahas mangkoknya, pabrik mangkok, bahan tambang untuk membuat mangkok, ribua karyawan mangkok, belum lagi sendok, botol kecap kaleng kerupuk, Gerobak kayu, petani kayu, unsur besi pada kayu. jika ditelisik tak cukup satu rim kertas membahasnya... s
Subhanallah

Indonesia Tradisional Game-SONDAH MANDAH

Kemarin Avia berkata,”Aku pilih sepatu yang gak lepas kalau meloncat.” Tangan mungilnya dengan gesit memakai sepatu, posisinya badannya duduk untuk memudahkan pemakaian sepatunya. Hari ini Avia dan teman-teman bersemangat untuk bermain Sondah mandah atau di Purwakarta lebih dikenal dengan SONDLAH. Bagaimana di daerah anda? Apakah namanya “engkle?” he... apapun namanya kita memainkannya dengan pola yang sama bukan?
Kita akan loncat diatas kotak-kotak berjumlan 7 kotak. Semua pemain melalui rintangan yang sama, mulai dari menginjak kotak dengan satu kaki sampai kotak ke-7, kemudian kembali lagi ke kotak pertama dengan tantangan yang berbeda seperti menutup mata sampai ke kotak terakhir.
Fajar menulis pada http://www.kompasiana.com/jarhie/ni... bahwa “Dengan ini kita disadarkan bahwa setiap hari adalah kerja keras, hasilnya dalam permainan ini kita akan mendapatkan bintang disalah satu kotak tersebut, bintang tersebut bisa digambar sebagai rumah hasil kerja keras kita setiap hari, maka orang lain tidak diperkenankan mengganggu rumah kita, sehingga pemain berikutnya tidak akan menginjak kotak yang telah terisi bintang kita, dia harus meloncat lebih jauh ke kotak berikutnya.”
Saya sendiri ingin menambahkan bahwa konsep hak milik tertanam disini, Kita tidak akan pernah masuk pada bintang rumah orang lain begitupun sebaliknya. Ada sanksi saat tak sengaja menginjak bintang orang lain yakni “LASUT” atau giliran main kita selesai dan teman kita mulai bermain.
“Dalam permainan ini akan ada pemain yang mempunyai 3 – 4 bintang berkat kerja kerasnya, berbeda dengan yang sering kalah dalam permainan, dia tidak akan memiliki bintang tetapi hanya lompat dan lompat terus, dalam kehidupan nyata pun seperti itu, yang tidak mempunyai rumah akan mengontrak sana-sini tanpa mempunyai rumah yang tetap. Permainan ini mengajarkan kepada kita pentingnya kerja keras. “ Begitu ungkap Fajar berikutnya.
Dalam penelitiannya Zaini arif menemukan bahwa di Brazil, permainan ini disebut dengan Amarelinha From Earth to Heaven, 7 kotak melambangkan earth (bumi) dan lingkaran di paling atas melambangkan heaven (surga). Tujuan akhir permainan ini adalah menaruh bintang di bulatan teratas, semua pemain akan mempunyai satu bintang di bulatan tersebut, itu melambangkan semua dari kita akan mempunyai rumah di surga

Andapun BISA menjadi Guru Bayi


“Kenapa pilih aku? Haduh, Bagaimana nanti aku kan belum pernah menikah dan punya bayi?” Begitu ungkapnya saat ia diinformasikan akan memegang bayi di Sekolah Sentra Salsabila Purwakarta.
Kami tersenyum, inilah kepercayaan yang kami berikan padanya, dan kami percaya ia bisa, karena tak satupun pekerjaan yang tidak bisa dilakukan jika terus berlatih dan belajar. Kami akanmendidiknya menjadi guru bayi profesional yang meluluskan bayi-bayi cerdas.
Hari ini dia mulai terlatih bicara dengan bayi, puluhan kalimat keluar darinya, namun di ahir pembicaraannya ada kalimat yang membuat kami tersenyum, “Eh... Dezia tersenyum, bu guru bingung mau bicara apa lagi.” ucapnya menggelitik.
Saya menghampirinya dan membantu melanjutkan kalimatnya, “Wah lihat Dezia menggunakan kaos kaki berwarna kuning, ada dua garis pada kaos kaki Dezia, ada garis berwarna merah ada garis berwarna biru, teksturnya empuk. Ada Karpet untuk alas, bentuknya persegi panjang,...”
Belum selesai saya membantu, Bu guru Bayi menyela: “Oh... masih banyak, banyak ya kalimat nya.... ah masih banyak.” ungkapnya semangat. ia pun terus membahas segala sesuatu yang bisa dilihat di rasa, di raba dan didengar oleh Dezia.”
Anda berminat menjadi Guru Baby? Lulusan Sarjana minimal SMU atau masih kuliah? bisa membaca Al-Qur’an? Silahkan bergabung bersama kami di 087778884880

ANAK ADALAH PROFESSOR

oleh:Habibah Sirojudin
Sering kali saya mendengar cerita dari seorang ayah yang baru mulai melakukan sholat saat ia memiliki anak karena anak memprotes saat ayah tak melakukan sholat, seorang ibu yang tiba-tiba berhijab karena protes sang anak pula. Saya kira andapun pernah berubah karena anak bukan ?
Selevel kakak slank pun pernah berubah karena anak, suatu ketika sang anak terus menunggu ayah nya untuk mengimaminya sholat subuh, padahal sang ayah baru saja pulang manggung.
Ya, Tak selalu anak belajar dari guru dan orang tua, di Sekolah kami Salsabila, kami siap belajar dari mereka. Karena bagi kami, mereka adalah profesor-profesor cilik yang luar biasa.
Tiga tahun lalu, saat Aza duduk di kelas Dua SD, saya belajar cara menyimpan sampah pada tempatnya sesuai prosedur. Kebiasaan saya saya saat itu membuang sampah dengan cara melempar baik dari jarak dekat atau jarak jauh yang membuat Aza tidak nyaman. Aza mengingatkan saya agar menyimpan sampah dari jarak dekat dan simpannya pelan-pelan.
"Maaf Aza bunda baru tahu caranya, terima kasih ya sudah mengingatkan." itu jawaban saya saat ia mengoreksi kesalahan.
Sejak saat itu saya menyimpan sampah pada tempatnya dekat jarak dekat dan pelan-pelan(jika ingat tentunya he) karena kadang saya menyadarinya seusai melempar sampah lalu termenung mengingat Aza. karena myelin yang sudah tebal dengan informasi dan kebiasaan negatif tak serta merta terubah dengan informasi positif yang baru saru kali. Bahkan menurut dr. Ratih perlu 700 kali membuat informasi menjadi kebiasaan. Itupun untuk anak balita yang masih suci dan belum pernah melihat informasi negatif. (jadi jangan bosan mengalirkan informasi positif dan mencontohkannya ya!)
Begitupun kebiasaan nenek yang sering melempar baju kotor ke tempat cucian, membuat nenek belajar banyak dari sang cucu.
Balita Avia ini tak segan-segan mengoreksi nenek bahkan melakukan 5 kontinum pendampingan sampai ke tahap 5.
KESATU KEHADIRAN, Ia menatap heran neneknya yang melemparkan baju kotor ke tempat cucian.
KEDUA bicara tidak langsung
"Via simpan nya pelan"
KETIGA PERTANYAAN
Kenapa ema (nenek) lempar bajunya ?
KEEMPAT PERNYATAAN LANGSUNG
Avia bicara, "Simpan bajunya pelan-pelan."
KELIMA INTERVENSI FISIK
Avia mengambil baju kotor dan menyimpannya pelan sambil bicara, "simpan pelaaan."
Bahkan Avia sampai mengulang nya tiga kali. Karena ada tiga baju yang di simpan dengan tiga kali bolak balik, mengambil dan menyimpan sambil bicara "simpan pelan."
Nah, bagi anda para orang tua dan guru, belajarlah dari anak anak didik kita, tak perlu sombong dan merasa guru tahu semua, karena anak adalah profesor kita!

TIPS BANGUN SUBUH SEGAR BUGAR


Oleh Habibah Sirojudin
Berapa jam sih waktu yang dibutuhkan untuk tidur, sehingga anak dapat mengikuti kegiatan tepat waktu? Pertanyaan ini muncul dari beberapa orang tua yang sering kali dipusingkan oleh ulah anak nya yang susah bangun saat subuh. Mungkin anda salah satunya.
lagi-lagi usia sangat mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk tidur. Semakin kecil usia anak semakin banyak waktu yang dibutuhkannya.
anak usia SD umum nya membutuhkan waktu tidur 10 -11 jam/hari. Anak preeschool umumnya membutuhkan waktu tidur 11-13 jam/hari. Anak toodler/Batita membutuhkan waktu 12-14 jam/hari dan bayi membutuhkan
14 sampai 15 jam/hari. Begitu yang dilansir oleh majalah parenting.
Jika kebutuhan tidur anak tak terpenuhi maka akan berpengaruh pada kegiatannya. Jika anak tidurnya lama namun tetap merasa ngantuk di siang hari itu tandanya tidurnya tidak berkwalitas.
Berikut tiga tips agar tidur berkwalitas ala drg. Wismiarti Tamin
PERTAMA MAKANAN
Makanlah protein 30 menit sebelum tidur, boleh protein hewani atau nabati. Protein dicerna dan digunakan setelah 8-9 jam, artinya badan akan terasa segar saat bangun pagi dan energi sudah siap guna dari protein tadi malam.
KEDUA, Hindarkan anak dari segala jenis layar, baik itu TV, Laptop,Gedget dan lain-lain. dr. Anak Ayu Pratiwi berkata:"Jangan bangga anak mampu bermain segala jenis gedget, itu bukan pintar bahkan merusak otak anak. Bahkan drg. Wismiarti mengatakan Layar berpengaruh pada pemisahan serabut otak depan dan belakang sehingga membuat anak abai dengan segala kegiatan di sekitar.
KETIGA, Bacalah bacaan ringan, mengaji misalnya, baca buku cerita dll.
Dukunglah ketiga tips diatas dengan membuat jadwal tidur sesuai usia anak, misalnya jika anak anda usia balita, yang membutuhkan waktu 12-13 jam, bagilah waktunya 11 jam tidur malam dan dua jam tidur siang. jika anak akan bangun jam 05.00 pagi berarti ia harus sudah tidur pada jam 07.00 malam. Maka mulailah melakukan kegiatan sebelum tidur dari jam 18.00
Jika tiga hal diatas dilakukan konsisten, maka anda akan merasakan manfaatnya.
Sudah siap mengatur pola tidur anak anda?
Jika yang lain bisa, andapun pasti bisa.
Selamat mencoba ya...

Selasa, 12 Juli 2016

SELAMATKAN ANAK ANDA DARI TRANSGENDER

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (Q.S. Al-Hujurat/49:13)
“ Ayah ... Avia ikut ke Masjid." ujar Avia saat ayahnya siap-siap berangkat ke Masjid.” "Tidak... perempuan sholat di rumah bersama bunda, Laki-laki Sholat di Masjid bersama ayah. Avia perempuan, Aa aza laki-laki. Jadi Avia di rumah Aa Aza di Masjid Sholatnya."
Kalimat ini tidak lewat begitu saja di telinga Avia. Walaupun ia setuju namun ia simpan di memorinya untuk kemudian akan ia recall saat ia perlu. Ya... keesokan harinya saat ayahnya akan pergi ke Masjid, ia datang menghampiri saya untuk meminta ijin. "Bunda Avia mau ikut ayah ke Masjid, tekalang Avia laki-laki." Ujarnya sambil memilin-milin tangan baju abang yang ia pakai....
Saya kaget dan merasa lucu, bahkan sampai tak mampu menahan tawa melihat penampilannya yang macho. Namun perilakunya itu menyadarkan saya bahwa ia belum sadar gender, walaupun kami sering berbicara tentang laki-laki dan perempuan namun otaknya belum menjangkau pemahaman gender. dan ini adalah kesempatan saya untuk mulai menginstall pemahaman gender.
Peran keluarga sangat penting dalam membentuk perilaku anak karena "Kullu mauluudin yuuladu 'alal fitroh" Ayah ibu diberi keleluasaan untuk mengarahkan sang anak.
Bahwa bukan hanya pakaian yang menentukan gender kita, tapi Allah Swt sudah ciptakan beda. Kelamin yang berbeda, struktur tubuh yang berbeda, bentuk tubuh yang berbeda, serabut otak yang berbeda bahkan dominan hormon yang berbeda.
Setiap orang memiliki hormon testosteron yakni hormon kelaki-lakian dan juga hormon progesteron yakni hormon keperempuanan. Laki-laki tentunya memiliki hormon testosteron lebih dominan daripada perempuan dan sebaliknya.
Bagaimana dengan saudara-saudara kita yang mirip laki-laki padahal dia perempuan atau sebaliknya???
Ya.... seperti kutipan ayat diatas bahwa Allah SWT menciptakan manusia dari jenis laki-laki dan perempuan (tidak disebut diantara keduanya) maka jika itu terjadi berarti ada kelainan yang harus dinormalkan.
Laki-laki yang mirip perempuan bisa jadi hormon progesteronnya dominan dibanding hormon testosteron, maka tindakan yang harus dilakukan adalah suntik hormon agar hormon testosteronnya meningkat dan sebaliknya tentunya.
Laki-laki yang mirip perempuan juga bisa jadi karena perlakuan dan pengasuhan sejak kecil yang salah dari lingkungannya, misalnya karen sebuah keluaga sangat menginginkan anak laki-laki walaupun anaknya perempuan diperlakukan seperti laki-laki. Lambat laun ini akan membangun jiwanya menjadi laki-laki.
Masih ingat hadits Nabi bahwa:“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah yaitu suci bersih. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi. Sebagaimana seekor ternak yang melahirkan anaknya (dengan sempurna kejadian dan anggotanya), adakah kamu menganggap hidung, telinga dan lain-lain anggotanya terpotong?” (HR. Muslim).
Ayah ibu tentukan nasib anak-anak...

BISAKAH ANAK KECIL DIAJAK DISKUSI?

Pagi ini Kami sudah bersiap untuk berangkat bersama satu motor empat anggota keluarga. Ayah, bunda dan dua anak, karena kemarin motorku ditinggal di rumah ema sebab badanku terasa tak kuat mengendarainya.
Saat semua sudah siap tiba-tiba Avia menolak untuk duduk di depan, sontak ini membuat Aza tidak nyaman. Ayah sudah gelisah ingin cepat berangkat sedangkan Avia belum bersedia untuk naik. Waduh saya lupa memberi pijakan tadi malam ini akan membuat perjalanan tidak lancar. Agar cepat berangkat saya dan ayah Avia mengambil tindalan last step *interpensi fisik* walaupun diawali dengan permohonan maaf “maaf ya Avia duduknya di depan.” lalu saya menggendong Avia dan menaikannya di atas motor bagian depan.
Selesaikah masalahnya? tidak.... Avia berontak dan hampir saja terjatuh, Ayah mulai tidak sabar, cubitanpun meluncur ditubuhnya, tangis Avia semakin kencang, cepat-cepat saya angkat tubuh mungilnya. “Sabar ayah...” ucapku menenangkan, dengan gaya militernya ia berkata:”Sabar, sabar, lama... udah duduk di belakang ajah.” hm... padahal yang buat aturan Avia duduk di depan adalah ayah.
Jika saja saya setuju, urusan beres... tapi apa yang terjadi dengan pola fikir Avia, Otaknya akan membuat pola bahwa:”Segala keinginanku akan dikabulkan ayah ibu jika aku menangis dan berteriak di depan umum. Maka aku akan berteriak dan menangis kencang lagi di depan umum agar keinginanku dituruti.”
Ok... saya termenung sementara mata ayah sudah mulai membesar dan berkata:” ayo cepat... malu sama tetangga.” tapi saya masih bicara dengan Avia yang masih menangis. Ayah menjalankan motornya dan menunggu agak jauh dari saya dan Avia.
Saya peluk Avia dan bicara,:”Avia...bunda sayang Avia, avia duduk di depan, Aza dibelakang, motornya tidak cukup jika Avia di belakang.” lalu Avia menjawab dengan tegas,”Enggak, Avia di belakang aja.” saya menjauh namun tangan Avia memegang saya dengan kuat, lalu saya bicara lagi,:”Bunda tidak nyaman, maaf ya bunda menjauh dulu.” lalu ia menjawab lagi dengan lebih galak:”Enggak”. Saya bawa Avia ke pinggir dan saya bicara lagi;”Ok... Kita buat kesepakan jika kita akan berangkat, Avia duduk di depan ya...” Avia terdiam... dilihatnya ayah dan Aza berada cukup jauh darinya,”Tubuh Aza tinggi, jika Aza duduk di depan maka ayah tidak dapat melihat jalan karena mata ayah terhalang kepala Aza, tapi jika Avia duduk di depan, ayah akan dapat melihat jalan yang akan kita lalui, jadi Avia duduknya di depan ya...” lanjutku lagi. lalu Avia menganggukan kepalanya dan berucap,”Iya”.
Butuh waktu sekitar 15 menit untuk menyelesaikan masalah “spele” ini, ya urusan kecil... tapi akan berdampak besar pada kehidupan anak selanjutnya.
Kata-kata jitu penting dimiliki ayah ibu, kata-kata yang dapat dimengerti dan dapat diterima oleh anak. jika anak masih belum setuju dengan kita, berarti ada kalimat yang belum tepat yang dapat diterima anak.