Rabu, 17 Agustus 2016

5 CARA JAGO MATEMATIKA


oleh @bangsaid
5 Hal Penting Bagi Perkembangan Kemampuan Dasar Matematika Anak
Kebanyakan orang tua, ingin anaknya cerdas matematika. Orang tua beranggapan, cerdas matematika sangat membantu anak di masa dewasanya nanti. Meskipun setelah teori kecerdasan berkembang, ternyata sukses anak di usia dewasanya tidak hanya ditentukan oleh satu jenis kecerdasan saja, namun oleh berbagai macam kecerdasan jamak. Sayangnya tak banyak yang berhasil membangun anaknya untuk pandai dalam bidang Matematika. Alih-alih cinta dengan pelajaran ini, matematika menjadi momok yang menakutkan bagi banyak anak-anak, bahkan sejak di usia sekolah dasar.
Karena sudah terlanjur termakan dengan konsep bahwa anak harus cerdas di bidang Matematika, muncullah kursus berhitung. Orang tua berbondong-bondong memasukkan anaknya. Ironisnya kesalahan pemahaman cerdas matematika masuk ke ranah pendidikan formal di usia Taman Kanak-kanak. Anak-anak usia TK yang seharusnya lebih banyak eksplorasi dan belajar melalui main malah dijejali dengan kurikulum yang berfokus pada baca-tulis-hitung (calistung). Dampak jangka panjangnya di usia formal operasional. Anak yang sejak TK diajarkan berhitung abstrak (menghafal angka-angka) cenderung mengalami kesulitan belajar matematika di kelas 5 sekolah dasar.
Untuk cerdas matematika, ada hal yang perlu orang tua dan guru ketahui tentang perkembangan anak. Berbagai konsep tahapan perkembangan yang ada menjadi dasar bagaimana memberikan pembelajaran yang sesuai untuk anak. Seperti teori perkembangan menurut Anna Freud yang menjelaskan tentang bagaimana anak belajar sejak bayi hingga dewasa. Mula-mula anak belajar dengan tubuhnya, mainan, bermain, main dengan aturan lalu di usia sekolah dasar dengan bekerja. Semuanya menjadi bekal guru untuk memberikan metode pembelajaran yang tepat.
Selain itu guru perlu tahu bahwa setidaknya ada 5 hal yang menjadi bagian penting dalam perkembangan kemampuan dasar matematika anak. Kelima hal penting ini akan membantu anak mengidentifikasi dan mendeskripsikan hubungan antara benda dengan benda.
1. Matching Skill (Kemampuan Memasangkan/Menghubungkan)
Gambar : Memory Game adalah salah satu permainan yang mengasah Matching Skills Anak (sumber gambar : aliexpress.com)
Matching Skill melibatkan hubungan (korespondensi) satu-satu. Anak memasangkan warna, gambar, atau bentuk yang sama. Permainan Memory adalah salah satu cara meningkatkan skill ini.
2. Comparing Skill (Kemampuan Membandingkan)
Gambar : Anak mengamati persamaan dan perbedaan balok miliknya dan milik teman (sumber gambar : parentmap.com)
Kemampuan membandingkan ini meliputi mengidentifikasi persamaan dan perbedaan dari apa yang dimiliki anak dengan apa yang dimiliki orang lain. Sebagai contoh ketika anak bermain balok, anak diajak untuk mengamati hal apa saja yang sama dari balok yang dia pegang dengan balok yang dipegang oleh teman. Ketika anak mampu membandingkan dengan melihat persamaan dan perbedaan, ini akan menjadi modal penting bagi skill berikutnya, yaitu klasifikasi.
3. Sorting Skill (Kemampuan Menyortir atau Mengklasifikasi)
Gambar : Mengklasifikasi Benda berdasarkan warna-bentuk-ukuran (sumber gambar :teachpreschool.org)
Kemampuan mengklasifikasi adalah kemampuan menemukan kesamaan atau persamaan dari sekelompok benda. Sebagai contoh, berbagai manik ronce kayu di atas disortir berdasarkan warnanya, bentuknya, atau ukurannya. Setelah menyortir dengan satu variabel anak belajar untuk menyortir berdasarkan dua variabel yang sama seperti warna dan bentuk yang sama, dan seterusnya.
4. Sets (Kumpulan)
Gambar : Sekelompok Alat Makan biasanya tersedia di kelas (sumber gambar :learningresources.com)
Kumpulan benda adalah hasil akhir dari tahap klasifikasi. Mengumpulkan sekelompok benda dengan fungsi yang sama membutuhkan kemampuan klasifikasi yang tinggi. Inilah kenapa di kelas anak usia dini, kumpulan benda-benda dan alat main harus tersedia seperti, sekumpulan balok (yang terdiri dari berbagai jenis balok), sekumpulan alat main peran mikro, kumpulan peralatan makan (yang terdiri dari sendok, piring, garpu, dan cangkir), kumpulan peralatan shalat (yang terdiri dari mukena, sajadah, dan sarung), dan sebagainya.
5. Measuring Skill (Kemampuan Mengukur)
Gambar : Measuring Skill sumber gambar : earlychildhoodmagazine.org
Mengukur adalah kemampuan anak untuk menentukan tingkatan atau kadar sebuah benda. Semisal ketika berinteraksi dengan balok, anak dapat mengukur balok meliputi panjang, berat, atau tinggi balok. Atau ketika bermain di sentra bahan alam anak diajak untuk mengukur suhu air dalam bak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar