Selasa, 12 Juli 2016

BISAKAH ANAK KECIL DIAJAK DISKUSI?

Pagi ini Kami sudah bersiap untuk berangkat bersama satu motor empat anggota keluarga. Ayah, bunda dan dua anak, karena kemarin motorku ditinggal di rumah ema sebab badanku terasa tak kuat mengendarainya.
Saat semua sudah siap tiba-tiba Avia menolak untuk duduk di depan, sontak ini membuat Aza tidak nyaman. Ayah sudah gelisah ingin cepat berangkat sedangkan Avia belum bersedia untuk naik. Waduh saya lupa memberi pijakan tadi malam ini akan membuat perjalanan tidak lancar. Agar cepat berangkat saya dan ayah Avia mengambil tindalan last step *interpensi fisik* walaupun diawali dengan permohonan maaf “maaf ya Avia duduknya di depan.” lalu saya menggendong Avia dan menaikannya di atas motor bagian depan.
Selesaikah masalahnya? tidak.... Avia berontak dan hampir saja terjatuh, Ayah mulai tidak sabar, cubitanpun meluncur ditubuhnya, tangis Avia semakin kencang, cepat-cepat saya angkat tubuh mungilnya. “Sabar ayah...” ucapku menenangkan, dengan gaya militernya ia berkata:”Sabar, sabar, lama... udah duduk di belakang ajah.” hm... padahal yang buat aturan Avia duduk di depan adalah ayah.
Jika saja saya setuju, urusan beres... tapi apa yang terjadi dengan pola fikir Avia, Otaknya akan membuat pola bahwa:”Segala keinginanku akan dikabulkan ayah ibu jika aku menangis dan berteriak di depan umum. Maka aku akan berteriak dan menangis kencang lagi di depan umum agar keinginanku dituruti.”
Ok... saya termenung sementara mata ayah sudah mulai membesar dan berkata:” ayo cepat... malu sama tetangga.” tapi saya masih bicara dengan Avia yang masih menangis. Ayah menjalankan motornya dan menunggu agak jauh dari saya dan Avia.
Saya peluk Avia dan bicara,:”Avia...bunda sayang Avia, avia duduk di depan, Aza dibelakang, motornya tidak cukup jika Avia di belakang.” lalu Avia menjawab dengan tegas,”Enggak, Avia di belakang aja.” saya menjauh namun tangan Avia memegang saya dengan kuat, lalu saya bicara lagi,:”Bunda tidak nyaman, maaf ya bunda menjauh dulu.” lalu ia menjawab lagi dengan lebih galak:”Enggak”. Saya bawa Avia ke pinggir dan saya bicara lagi;”Ok... Kita buat kesepakan jika kita akan berangkat, Avia duduk di depan ya...” Avia terdiam... dilihatnya ayah dan Aza berada cukup jauh darinya,”Tubuh Aza tinggi, jika Aza duduk di depan maka ayah tidak dapat melihat jalan karena mata ayah terhalang kepala Aza, tapi jika Avia duduk di depan, ayah akan dapat melihat jalan yang akan kita lalui, jadi Avia duduknya di depan ya...” lanjutku lagi. lalu Avia menganggukan kepalanya dan berucap,”Iya”.
Butuh waktu sekitar 15 menit untuk menyelesaikan masalah “spele” ini, ya urusan kecil... tapi akan berdampak besar pada kehidupan anak selanjutnya.
Kata-kata jitu penting dimiliki ayah ibu, kata-kata yang dapat dimengerti dan dapat diterima oleh anak. jika anak masih belum setuju dengan kita, berarti ada kalimat yang belum tepat yang dapat diterima anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar