Selasa, 12 Juli 2016

Apa itu Cerdas?

Setiap orang tua menginginkan anaknya cerdas. Cerdas secara umum adalah anak yang mampu menyelesaikan soal-soal ulangan atau ujian sekolah. Sedangkan anak cerdas yang sesungguhnya adalah anak yang mampu menyelesaikan masalah hidupnya yang begitu kompleks. Gardner menyebutnya dengan Multiple Intelligences. Sedangkan neuroscience membuktilan bahwa kecerdasan itu tergantung dari banyaknya sambungan sel otak yang tersambung dalam otak dan berapa tebal myelin yang meliputi sambungan sel tersebut.
Gardner melakukan penelitian dan mengambil kesimpulan bahwa untuk hidup sukses tiap manusia perlu memiliki lebih dari satu kecerdasan yang dikenal dengan Multiple Intelligences (MI),“Teori MI dibingkai dalam asal biologis dari setiap keahlian pemecahan masalah.[1]
Pamela menyebut“Multiple Intellegences Theory are Picture Smart (visual/Spatial), People Smart (Interpersonal), Body Smart (Kinesthetic), Word Smart (Verbal/Linguistic), Self Smart (Interpersonal), Sound Smart (Musical), Nature Smart (Naturalist) dan Number Smart (Logical/Mathema tical).”[2]
Pendekatan Sentra memiliki program membangun dan meningkatkan 9 Multiple Intellegences.[3]
a. Kecerdasan Bahasa (Verbal/Linguistik /Word Smart)
“Bunda… Avia melihat Dede beljalan di ual (luar), lalu setelah beljalan dedenya nangis.”. Begitulah Avia bicara, diusianya yang ke 33 bulan ia sudah menyusun kalimatnya dengan lengkap SPOK, iapun mampu menceritakan kegiatan sehari dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali, lengkap SPOK menggunakan kata sambung lalu, setelah itu, kemudian bahkan mengulang kalimat sebelumnya.
Kecerdasan bahasa ini di bangun pada Avia sejak bayi, (akan lebih dahsyat jika dibangun sejak dalam kandungan) apapun yang dia lihat diverbalkan oleh saya di rumah dan oleh gurunya di sekolah. Sehingga saat ia mampu bicara, keluarlah kosakatanya yang terkadang kita terkaget kaget mendengarnya. Sayapun pernah dikagetkan olehnya yang secara tiba-tiba menyanyikan lagu Garuda Pancasila secara utuh yang sudah berhenti dinyanyikan 6 bulan sebelumnya saat avia belum bisa bicara.
Kecerdasan bahasa atau Verbal/linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa termasuk bahasa ibu dan bahasa-bahasa asing untuk mengekspresikan apa yang ada di dalam fikiran dan memahami orang lain.[4]
Gardner berpendapat wilayah spesifik otak untuk kecerdasan linguistik adalah broca bertanggungjawab atas produk kalimat grammatical, seseorang yang mengalami kerusakan pada wilayah ini bisa memahami kata dan kalimat dengan cukup baik tapi mengalami kesulitan dalam menyatukan kata menjadi kalimat apapun selain bentuk tersederhana sebuah kalimat, proses pemikiran lain mungkin sepenuhnya tak terpengaruh. [5]
Kecerdasan berbahasa sebagai alat utama komunikasi dijelaskan dalam al-Qur’an;
Dia (Allah) menciptakan manusia, Mengajarnya pandai berbicara. (QS Ar-rahman /55: 4).
Kecerdasan berbahasa diaugerahkan oleh Allah SWT sejak awal penciptaan. Bahkan kecerdasan bahasa Nabi Adam Alaihissalam dengan kemampuan menyebut benda-benda yang ada di muka bumi, sebagai keistimewaan yang tidak dimiliki oleh Malaikat sekalipun.
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"(Q.S. al-Baqarah/2:33)

b. Kecerdasan Matematika (Number Intelligence / Reasoning Smart)

“Bunda lihat lampu hijaunya ada 1 2 3 4 5 6 7….” Seru Avia sambil menghitung lampu hijau di pintu keluar tol di Jakarta, ketika saya cek jumahnya tepat sekali ada 7 lampu hijau disana, walaupun terkadang ia masih menghitung sampai 10 walaupun jumlahnya hanya 4 buah. Tidak masalah bagi saya, kecintaan terhadap matematika saja sudah membuat saya bahagia, setiap melihat benda yang menarik baginya avia sangat senang menghitungnya.
Kecerdasan matematik disebut juga kecerdasn logis dan penalaran karena merupakan dasar dalam memecahkan masalah dengan memahami prinsip-prinsip yang mendasari system kausal atau dapat memanipulsi bilangan, kuantitas dan operasi Pemikiran logis matematis menjadi basis utama tes IQ dan merupakan ciri utama bagi kecerdasan “mentah” atau kemampuan masalah yang seperti yang sepertinya ditemukan di berbagai domain.[6]
Kecerdasan matematik berada pada lobus prontal kiri dan parietal lobus bagian kanan pada otak manusia.[7]
Kecerdasan Matematika diantaranya diisyaratkan dalam al-Qur’an dengan menyebut bahwa Allah menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (QS. al-Qamar /54 : 49)

c) Kecerdasan Musik (Musical intelligence/Musical Smart)

Lagu “Mamalia” nya bang Said mampu dihafal Avia dalam beberapa kali mendengar saja, kecintaannya terhadap nada membuat ia mampu menyimpan dengan cepat diotaknya, kakaknya aza baru tertarik setelah Avia dengan lancar menyanyikannya.
Kecerdasan musik adalah kapasitas berfikir dalam musik untuk mampu mendengarkan pola-pola dalam mengenal serta mungkin memanipulasinya.[8]
Kecerdasan music (Music smart) meliputi kemampuan dalam penampilan (performance) komposisi dan apresiasi bentuk-bentuk musik. Bagian otak yang memproduksi kemampuan di bidang music terletak di otak bagian kanan.[9]
Mengenai Musik Gardner menulis:
Musik jelas memainkan peran penting sebagai pemersatu dalam masyarakat zaman batu (Paleolitik), Nyanyian burung menyediakan hubungan dengan spesies lain, Bukti dari berbagai budaya mendukung pendapat bahwa music adalah bakat universal. Study perkembangan bayi menunjukan bahwa ada kemampuan komputasi mentah dalam usia dini. Ahirnya notasi music memberikan system symbol yang fleksibel dan bisa diakses.[10]
Ranah kecerdasan musik berada di area lobus temporal kanan.[11]
Kebolehan musik masih dipertentangkan para ulama. Tidak ada penjelasan dalam Al-Qur’an mengenai larangan atau kebolehan musik, Potensi musik menurut Gardner ada dalam otak manusia dan sentra tidak bermaksud membangun kemampuan untuk menjadi ahli musik atau artis. Pengenalan music dimaksudkan untuk mendinamiskan otak anak komposisi nada sangat berguna untuk mengembangkan komposisi otak anak. Keteraturan nada membentuk pola-pola sebagaimana otak berpola.
Namun demikian terdapat beberapa keterangan dalam hadits tentang kebolehan musik.[12]

d) Kecerdasan Ruang (Visual-Spatial Intelligence)

Setibanya di Gang menuju Rumah Umi Widya, Avia berteriak : “Ini udah di Bandung?” Ya Avia hafal benar ruang mana yang sedang ia tempati, Visualnya meneruskan informasi ke hemisphere kanannya begitu tajam.
Kecerdasan visual adalah kepekaan pada garis, warna, bentuk, ruang, keseimbangan, bayangan harmoni, pola dan hubungan antar unsur tersebut. kemampuan membayangkan, mempresantasikan ide secara visual dan spasial dan mengorientasikan secara tepat. Komponen inti pada kecerdasan visual bertumpu pada ketajaman melihat dan ketelitian pengamatan.[13] Kecerdasan visual mengorganisasikan gambar dan ruangan yang lebar.
Ranah kecerdasan Ruang berada pada area hemisphere kanan bagian belakang , lobus occipital.[14]Wilayah belakang kortex otak kanan terbukti paling krusial untuk pemrosesan spasial, kerusakan pada daerah ini menyebabkan hilangnya kemampuan untuk menemukan jalan, mengenali wajah atau memperhatikan detail dengan baik.
Sejak kecil Nabi Muhammad SAW berdagang melintasi batas wilayah yang jauh, bahkan perjalanan nya melebihi manusia lainnya. Perjalanan isro mi’raj adalah menunjukan kecerdasan visual spasial di luar kemampuan rata-rata manusia biasa.
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui..(QS Al-Isra /17:1)[15]
Termasuk kecerdasan spasial adalah kecerdasan ruang atau arsitektur. Saat hijrah ke Madinah Nabi Muhammad SAW membuat bangunan Masjid Quba dengan bantuan seorang arsitek[16] Menurut Su’ad Maher, dalam membangun masjid ini Nabi dibantu oleh seorang arsitek dari Hadramaut yang memahami seluk-beluk membangun. Hal ini menandakan bahwa Nabi Muhammad SAW sangat peduli terhadap arsitektur.
Kemampuan visual spasial juga sebagai kemampuan untuk mengenal arah, ruangan dan memvisualisasikan gambar untuk memecahkan sesuatu masalah untuk menemukan jawaban.
Menurut Retno dan Wismi (2014) Spatial intelligence adalah:
kemampuan mengorganisasikan dan memanipulasi gambar dan ruangan yang lebar seperti pilot, navigator, pemain catur, arsitek, grafis dan lain-lain. Hemisphere kanan belakang memproses kemampuan spatial intelligence. Kerusakan bagian ini bisa menggangu kemampuan mengenali jalan arah atau mengenali wajah.[17]
Mengenai posisi kiri kanan digambarkan ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri;
(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.(Q,S. Qaf/50:17)
e.) Kecerdasan Tubuh (Kinesthetic Intelligence)
Keberaniannya menaiki tangga yang begitu tinggi laru meluncur di pangkuan kakaknya pada ketinggian lebih dari 5 meter di sebuah kolam renang menunjukan kinetheticnya membangun hubungan yang penting antara fikiran dan tubuh untuk memanipulasi objek dan menciptakan gerakan.
Kecerdasan tubuh (Body Smart) juga suatu kecerdasan dimana saat menggunakannya seseorang mampu atau terampil menggunakan anggota tubuhnya untuk melakukan gerakan seperti berlari, menari, membangun sesuatu, melakukan kegiatan seni dan hasta karya, “Body smart adalah kemampuan menggunakan seluruh bagian tubuh untuk menyelesaikan masalah atau melakukan suatu gerak yang menghasilkan produk (pertunjukan.)”[18]
Ranah kecerdasan tubuh berada di area otak cerebellum, ganglia basalis dan motor cortex.[19] Kendali pergerakan tubuh berada pada kortex motoric dimana masing-masing lingkar otak mengontrol pergerakan tubuh pada sisi kontralateral , kerusakan ini menyebabkan apraksia yaitu ketidakmampuan melakukan pergerakan kompleks .[20]
Gerakan-gerakan sholat menunjukan bagaimana kecerdasan kinestetik dibangun, dan ini wajib dilaksanakan kecuali jika ada hal-hal yang sangat urgen unutuk tidak bergerak seperti dalam keadaan sakit.
Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’ . (QS. al-Baqarah/2:43)
Menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah aqîmû mengandung arti melakukan sesuatu dengan sempurna.

f) Kecerdasan Alam/ Naturalistic (Natural Smart)

Avia sangat antusias bertanya tentang hujan, darimana datangnya hujan, bagaimana awan mengeluarkan air dst. Saat melihat semut, cicak dll ia akan sangat girang menelitinya, begitupun saat melihat gunung, ini akan menjadi bahan penelitian ang sangta menarik. Kecerdasan naturalnya mulai melakukan kategorisasi dan membuat hierarki terhadap keadaan organisme seperti tumbuh-tumbuhan, binatang dan alam.
Gardner menulis: “Anak –anak kecil dapat dengan mudah melakukan pembedaan dalam dunia naturalis, beberapa balita lebih baik daripada orang tua atau kakek-kakek dalam membedakan spesies dinosaurus.”[21]
Ranah kecerdasan naturalis berada pada area otak Lobus parietal bagian kanan.[22]
Dalam al-Qur’an banyak sekali dijelaskan tentang fenomena alam diantaranya terbentuknya langit, bumi, manusia hujan dan lain-lain:
Dialah Allah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakan awan dan Allah membentangkan di langit menurut yang dikehendakinya dan menjadikan bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka apabila hujannitu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang kehendakinya, tiba-tiba mereka menjadi gembira. (QS. ar-Rum/30:48).
Dengan demikian kecerdasan naturalis adalah kecerdasan untuk mencintai keindahan alam melalui pengenalan terhadap flora fauna dan mengamati fenomena alam dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Gardner menulis: “Orang yang memiliki tingkat kecerdasan naturalis yang tinggi amat sadar akan bagaimana membedakan tanaman, hewan, pegunungan atau konfigurasi awan yang berbeda dalam ceruk ekologis mereka.”[23]

g) Kecerdasan Sosial (Interpersonal intelligence/people smart).

“Sayang teman….” Itu yang selalu Avia ucapkan jika abang dan Aza berselisih, Berbagi makanan adalah hobynya, membantu bersih-bersih adalah kebiasaannya. Ia mampu mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi dan keinginan orang lain serta mampu memberikan respon secara tepat terhadap suasana hati, temperamen, motifasi dan keinginan orang lain. Hal ini menunjukan lobus prontal, lobus temporal, Hemisphere kanan dan system limbicnya bekerja maksimal.
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS.al-Ashr/103:1-4)
Menurut Retno Interpersonl Intelligence adalah kemampuan untuk mengerti maksud, motivasi dan hasrat orang lain serta secara konsekuen bekerja efektif dengan orang lain walaupun semua tidak begitu tampak. Contoh: guru, politikus, orang-orang yang bekerja di klinik (perawat), penjual maupun pemuka agama. Bagian otak yang memgang peranan dalam hal ini adalah lobus frontal atau (kortex bagian depan). Kerusakan daerah ini menyebabkan perubahan besar pada personality dan orang tersebut seolah-olah menjadi orang lain.[24]

h) Kecerdasan Berpikir (Intrapersonal Intelligence).

Dalam perjalanan ke Taman buah kemarin, Avia menyalami semua orang tua pengantar teman-temannya tanpa instruksi, ini benar-benar inisiatifnya sendiri. Ia begitu percaya diri, percaya bahwa lingkungan akan menerima dia, ia memiliki konsep bahwa lingkungan aku aman, orang-orang yang aku kenal akan menyambut baik, mereka menerima aku. Avia memandang positif dirinya sehingga ia percaya diri untuk beraksi apapun. Saat ia bernyanyi di depan orang tua teman-temannya ia begitu santai walaupun sairnya belum tepat. “Polisi yang paling bermakna adalah Keluarga” hm… seharusnya Puisi …
Ia memiliki control diri yang baik, walaupun ia sangat menginginkan mainan layangan dan kolecer tapi ia tidak memaksa meminta karena ia tahu bahwa aturan pergi ke taman buah kali ini adalah “tidak membeli mainan.” Puluhan kali ingin berpindah tempat duduk untuk menjumpai teman-temannya di Bus bagian belakang tergagalkan setelah diingatkan bahwa “aturannya tetap dalam posisi”
pengetahuan aspek-aspek internal Avia , akses emosi avia menjadi kapasitas untuk membedakan emosi-emosi ini dan ahirnya memberi label dan menggunakannya sebagai sarana pemahaman dan memandu perilaku nya sendiri
Dalam QS as-Sajdah: 7,8 dan 9 dijelaskan:
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur .(QS. Assajdah :7-9)

i) Kecerdasan Eksistensi (Existential intelligence)

Hari ini bu Dewi gurunya Avia tidak pulang cepat karena sakit, tak henti-hentinya ia bertanya kenapa bu Dewi pulang? Kenapa bu Dewi sakit? Kenapa orang bisa sakit? Ia selalu bertanya apaun yang terjadi, kenapa bunda kerja ke kantor? Dan seterusnya. Ia begitu peka terhadap sesutau dan ia selalu mengajukan pertanyaan yang lebih dalam tentang eksistensi manusia.
Hal ini tentu saja menjadi modal utama untuk mengatasi pertanyaan-pertanyaan selanjutnya yang lebih dalam. siapa aku?, siapa pencipta aku? Dan seterusnya, sehingga saat semua pertanyaan itu terjawab ia akan dengan mudah melaksanakan perintah-perintah sang pencipta, Insya Allah Aamiin.
Di suatu Perjalanan menuju Ciater saat liburan semester yang lalu menyadarkan saya betapa Avia terlatih untuk sholat tepat waktu, saat adzan berkumandang ia meminta berhenti uuntuk melakukan sholat Magrib di kawasan Lembang. Walaupun belum ada sambungan antara kecerdana eksistensi nya dengan apa yang ia lakukan namun suatu saat pada waktunya, saat abstrak thinkingnya mulai terbangun ia akan begitu faham dengan eksistensi dirinya.
Kecerdasan eksistensial dapat didefinisikan sebagai kemampuan kepekaan terhadap sesuatu, kemampuan konseptual atau mengatasi pertanyaan lebih dalam atau lebih besar tentang eksistensi manusia.
Dalam hal ini Gardner menjeaskan:
Manusia cenderung merenungkan pertanyaan yang paling fundamental tentang keberadaan Mengapa kita hidup? Mengapa kita mati? Dari mana kita datang? Apa yang akan terjadi pada kita? Apakah cinta itu? Mengapa kita berperang? Pertanyaan–pertanyaan itu terkadang melebihi persepsi, semua berhubungan dengan persoalan-persoalan yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk dirasakan oleh kelima system indera utama kita.[25]
Kecerdasan eksistensial merupakan kemampuan untuk mengakses suatu jalan yang bermakna.[26] yakni kecerdasan yang berkenaan dengan hati dan kepedulian antar sesama manusia, makhluk lain dan alam sekitar berdasarkan keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa.
Saya lebih cenderung memandang kecerdasan ini sebagai kecerdasan spiritual walaupun Gardner sendiri tidak mensyaratkan Yang disebut takwa. Al-Qur’an berbicara:
Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah l-Qur’dan hendaklah se tiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah sungguh Allah Maha teliti atas apa yang kamu kerjakan. (al-Hasr/59:18)
Kecerdasan spiritual merupakan goal dari keberhasilan pengembangan semua kecerdasan. Gabungan dari semua fungsi otak sehingga menghasilkan manusia yang bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, alam dan lingkungan.
Cara mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak usia dini antara lain melalui teladan dalam bentuk nyata yang diwujudkan dalam perilaku baik lisan, tulisan dan perbuatan dalam pendekatan sentra.
[1] Howard Gardner,Multiple Intellegences, Memaksimalkan Potensi dan Kecerdasan Individu dari Masa Kanak-Kanak hingga Dewasa diterjemahkan oleh Yelvi Andri Zaimur,Jakarta:Daras Books, 2013, hal. 31
[2]Pamela C Phelps,Ph,D, Planing For Play, Konfrensi PAUD V Florida : 2014. CCRT hal.4.
[3]Baum, Viens dan Slatin dalam Yaumi Muhammad dan Nurdin Ibrahim, Pembelajaran Berbasis kecerdasan jamak (Multiple Intelligenc es): Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multi talenta Anak …. hal. 13.
138Alamsyah Said dan Andi Budiman Jaya, 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences, …. hal. 4
[4]Alamsyah Said dan Andi Budiman Jaya, 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences, …. hal. 4.
[4]Marwan bin Musa, Tafsir al-Quran al-Karim: 2013 dalam http:/www.tafsir.web.id/ Tafsirsurat ar-Rahman 1-25 di akses pada 11 Mei 2015
[4] Howard Gardner,Multiple Intellegences, Memaksimalkan Potensi dan Kecerdasan Individu dari Masa Kanak-Kanak hingga Dewasa,diterjemahkan oleh Yelvi Andri Zaimur Jakarta:Daras Books, 2013, hal. 26
[6] Howard Gardner,Multiple Intellegences, Memaksimalkan Potensi dan Kecerdasan Individu dari Masa Kanak-Kanak hingga Dewasa…. hal. 25-25
[7]Alamsyah Said dan Andi Budiman Jaya, 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences, Jakarta: Prenada Media Group, 2015 hal. 4.
[8]Yaumi Muhammad dan Nurdin Ibrahim, Pembelajaran Berbasis kecerdasan jamak (Multiple Intelligences) : Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multi talenta Anak …. hal . 17
[9]Retno Soendari dan Wismiarti, Panduan Pendidikan untuk PAUD: Sentra Bahan Alam, Jakarta: Pustaka al-Falah, 2014hal. 17.
[10] Howard Gardner,Multiple Intellegences, Memaksimalkan Potensi dan Kecerdasan Individu dari Masa Kanak-Kanak hingga Dewasa,…. Hal. 22
[11]Alamsyah Said dan Andi Budiman Jaya, 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences, Jakarta: Prenada Media Group, 2015 hal. 4.
[12]Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali Al Jahdlami dan Al Khal.il bin mru keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Isa bin Yunus dari Khal.id bin Ilyas dari Rabi’ah bin Abu ‘Abdurrahman dari Al Qasim dari ‘Aisyah dari Nabi shal.lallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Umumkanlah pernikahan ini, dan tabuhlah rebana” (HR. Ibnu Majah, Hadits No. 1885) Dalam hadits lain disebutkan yang artinya:”Umar Radliyallahu’anhu melawati Hassan saat tengah bersyair di masjid kemudian ‘Umar berkata; Di masjid Rasulullah Shal.lallahu’alaihi wasallam syair disenandungkan? Hassan berkata; ‘Saya pernah bersyair dan di dalam masjid ada orang yang lebih baik darimu (yaitu Nabi Shal.lallahu ‘alaihi wa Salam).” (HR. Ahmad, Hadits No. 20927).
[13]Yaumi Muhammad dan Nurdin Ibrahim, Pembelajaran Berbasis kecerdasan jamak (Multiple Intelligences) : Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multi talenta Anak…. hal . 16
[14]Alamsyah Said dan Andi Budiman Jaya, 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences, Jakarta: Prenada Media Group, 2015 hal. 4.

[15]Ayat lain yang mendukung kecerdasan spatial adalah QS. Al-Jumu’ah/62:10. Ayat ini memerintahkan agar manusia bertebaran di muka bumi (ruang lebar) untuk mencari karunia Allah SWT .
[16]Muhallawi, Hanafi.Tempat-Tempat Bersejarah dalam Kehidupan Rasulullahal. Jakarta: Gema Insani Press:2005 dalahttps://yuliaonarchitecture.wordpress.com/2014/01/29/di akses hari senin tanggal 4 Mei 2015 pukul 14.45.
[17]Retno Soendari dan Wismiarti, Panduan Pendidikan untuk PAUD: Sentra Bahan Alam, Jakarta: Pustaka al-Falah, 2014 hal.17.
[18]Retno Soendari dan Wismiarti, Panduan Pendidikan untuk PAUD: Sentra Bahan Alam, Jakarta: Pustaka al-Falah : 2014 Hal. 17.
[19]Alamsyah Said dan Andi Budiman Jaya, 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences, Jakarta: Prenada Media Group, 2015 hal. 4.
[20] Howard Gardner,Multiple Intellegences, Memaksimalkan Potensi dan Kecerdasan Individu dari Masa Kanak-Kanak hingga Dewasa…. hal. 23
[21] Howard Gardner,Multiple Intellegences, Memaksimalkan Potensi dan Kecerdasan Individu dari Masa Kanak-Kanak hingga Dewasa…. hal. 33

[22]Alamsyah Said dan Andi Budiman Jaya, 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences, Jakarta: Prenada Media Group, 2015 hal. 4.
[23] Howard Gardner,Multiple Intellegences, Memaksimalkan Potensi dan Kecerdasan Individu dari Masa Kanak-Kanak hingga Dewasa…. hal. 33
[24]Retno Soendari dan Wismiarti, Panduan Pendidikan untuk PAUD: SentraBahan Alam… hal. 44.
[25] Howard Gardner,Multiple Intellegences, Memaksimalkan Potensi dan Kecerdasan Individu dari Masa Kanak-Kanak Hingga Dewasa,…, hal. 31
[26]Yaumi Muhammad dan Nurdin Ibrahim, Pembelajaran Berbasis kecerdasan jamak (Multiple Intelligences): Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multi talenta Anak …. hal . 23.
� eT����
Like
Comment

Tidak ada komentar:

Posting Komentar