Selasa, 12 Juli 2016

Puasa untuk Siapa?

Oleh Habibah Sirojudin
Aza dan Abang semangat menyambut bulan Ramadhan, TFP sudah mulai dialirkan mulai bulan Sya’ban . Di Sekolah anak - anak menghitung mundur dengan menulis angka dari 30 sampai angka satu setiap harinya. Mereka hafal jika ditanya “Berapa hari lagi kita puasa ?”.
Namun apakah anak hanya akan berpuasa menahan lapar dan dahaga saja? ah... itu puasa Awam kata Al- Ghazali, sekali kali tidak.... kita akan membangun anak di level puasa advance, yakni khususul khusus dalam kategorinya Imam al-Ghazali.
Tahun lalu, saya menyiapkan hadiah 5 ribu perhari bagi anak yang puasanya sampai maghrib. Tahun berikutnya meningkat menjadi 10 ribu/hari. Hm... apa yang terjadi jika kita tak membangun mereka menuju Puasa khusus atau Khususul Khusus? Berapa biaya yang akan saya keluarkan untuk membayar puasa mereka?
Hari pertama setelah sahur tiba-tiba Aza berkata: “Bunda... sekarang aku tak perlu hadiah.... Aku puasanya ikhlas.” kemudian abang pun bicara sama. “Aku juga bunda....” Saya termenung, belumlah saya mendapat cara dan membuat konsep tentang ikhlas, tiba-tiba mereka memiliki konsep sendiri atau gurunya di sekolah telah mengalirkan konsep tersebut .
Alhamdulillah saya sangat bersyukur, guru-guru abang dan Aza di sekolah sudah mampu mengalirkan TFP yang orang tua butuhkan di rumah.
Di hari kedelapan Ayah Chaca bercerita, bahwa chaca puasanya sudah 5 hari tamat sampai maghrib. Saat ditanya berapa kali tamah sama mamahnya, ia menjawab,” Gak usah dihitung-hitung mah puasanya, hanya Allah dan Ade saja yang tahu.”
Subhanallah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar