Selasa, 12 Juli 2016

KISAH ANAK CERDAS

Masih segar dalam ingatanku, tatkala engkau tak mau menyentuh air di kolam renang, kau bilang “aku gak mau nyebur nanti baju renangku basah”. Saat engkau mencoba memberanikan diri untuk masuk di kolan renang itu, engkaupun memeluk erat leher pelatihmu dan hampir tak bisa dilepaskan, sampai ahirnya saat pembagian raport untuk kenaikan ke kelas tiga engkau telah berani bermain dalam kolam renang walaupun harus dalam pendampinganku selalu.
Tahun berikutnya engkau selalu membuat alasan untuk tidak berenang, apakah itu pusing, sakit perut, lupa, dan banyak lagi hal yang membuatku mengijinkanmu untuk tidak ikut eksta kurikuler berenang, padahal paket pembayaran sudah full bulanan, lalu kau memilih taekwondo dan menjalaninya selama setahun. Namun aku tidak melihat rona bahagia di wajahmu saat engkau berlatih dan di kelas empat kau tak memilih ekstra kurikuler olah raga, engkau lebih senang menyendiri dengan buku-buku fisikamu.
Di kelas lima aku pilihkan kau ekstra kurikuler Piano agar motorik halusmu terbangun nak, walaupun terlambat namun itu lebih baik daripada tidak sama sekali karena sejak dulu masalahmu adalah “kurang suka menulis” namun lagi-lagi kau akan masuk di ruang piano lima menit sebelum pelajaran piano berakhir, engkau lebih senang menungguku atau ayahmu di Pos Satpam Sekolahmu.
Saat engkau naik di kelas enam, gurumu angkat tangan menanganimu karena mereka hawatir denganmu, lalu engkau ku kirimkan kepada mereka yang sangat peduli padamu bahkan mungkin melebihi kepedulianku padamu. Kasih sayang mereka padamu telah merubahmu nak, mereka melakukan yang terbaik untukmu. satu smester di sana aku melihatmu begitu bahagia, kau enggan kembali.
Hari ini saat aku harus mendampingimu membuat pasport, lalu aku mendapat kesempatan mendampingimu les renang, aku melihatmu begitu santai mengambang di atas air, pandanganmu fokus lurus ke depan, kakimu kau tekuk dan kau tendangkan terbuka atau Ketika posisi kakimu masih lurus kau rapatkan kedua kaki hingga telapak kaki kanan dan telapak kaki kiri saling bersentuhan sehingga menambah gaya dorong dan membuat badanmu terdorong ke depan lebih cepat. dalam otak mu telah terekan ucapan pelatihmu: “Tarik, tendang rapatkan.” tanganmu lurus di atas kepala dengan kedua telapak tangan saling bertemu dan saling menempel nak, kau tarik tangnmu ke samping kanan dan ke samping kiri selebar bahu dan selebihnya kau tarik ke arah bawah kemudian tangan kembali kau luruskan.
Ah.... hampir saja aku tak percaya dengan pandanganku sendiri, sebulan setengah kau berlatih dengan profesional itu dan kau mampu melakukannya dengan sangat tenang. Kau tarik nafasmu saat kedua tanganmu berada disamping, kau dongakkan kepalamu sehingga mulutmu berada di atas permukaan air untuk mengambil udara. Koordinasi gerakan tangan kaki dan pengambilan nafas kau lakukan secara berganti.
Selamat.... Kau begitu hebat nak...!!! Aku yakin dan percaya kau akan menjadi seseorang yang Sholih dan menjadi Rahmatan Lil ‘alamin...
Berterimakasihlah pada mereka, tunjukan baktimu padanya yang telah sepenuh hati menyayangimu sampai kau begitu berubah.
Oh ya gambarmu diatas itu sengaja aku pasang untuk sekedar mengingatkanmu betapa engkau saat itu fobia air... Agar engkau dan aku selalu mensyukuri nikmat-Nya yang begitu dalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar